Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatim Mulai Galakkan Asuransi Pertanian

Kompas.com - 15/03/2016, 16:19 WIB

MALANG, KOMPAS — Sebanyak 573 mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian di Malang, Jawa Timur, Senin (14/3/2016), dikirim untuk menyosialisasikan asuransi pertanian di 30 kabupaten/kota di Jawa Timur. Asuransi pertanian diharapkan menjadi modal pengganti saat produk padi mengalami gagal panen.

Ratusan mahasiswa STPP pada Senin kemarin mendengarkan penjelasan dari Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur dan Jasindo, perusahaan BUMN bidang asuransi yang menjamin asuransi pertanian untuk petani kecil tersebut. Setelah itu, ratusan mahasiswa disebar.

Dalam penjelasan Jasindo, asuransi pertanian diberikan untuk petani padi dengan luas lahan maksimal 2 hektar. Petani berupa pemilik lahan ataupun petani penggarap. Nilai premi asuransi pertanian Rp 180.000 per hektar per empat bulan (sekali musim tanam). Petani hanya dibebani membayar 20 persen, yaitu Rp 36.000 per hektar lahan per 4 bulan. Adapun sisanya, sebesar Rp 144.000, dibayar pemerintah.

Klaim ganti rugi diterima petani nantinya Rp 6 juta per hektar. Klaim bisa dimintakan saat lahan padi terkena banjir, kekeringan, serta terserang hama dan penyakit tanaman.

Asuransi usaha tani berlaku untuk petani dengan sistem berkelompok atau melalui gabungan kelompok tani (gapoktan). Klaim bisa dilakukan jika umur tanaman sudah melebihi 10 hari masa tanam. "Ratusan mahasiswa diterjunkan ke 30 kabupaten/kota di Jatim untuk menyosialisasikan asuransi pertanian. Mereka praktik penyuluhan di lapangan dengan konten asuransi tani. Harapannya, petani bisa segera paham dengan program pemerintah ini," kata Siti Munifah, Ketua STPP Malang.

Indro Sutopo, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Jawa Timur, menyatakan, sosialisasi asuransi pertanian ini besinergi dengan program dinas. Harapannya, target 165.000 hektar lahan padi di Jatim terlindungi asuransi. "Pemprov Jatim ditarget asuransikan 165.000 hektar lahan padi dari total 1,1 juta hektar, dengan nilai subsidi Rp 24 miliar," kata Indro.

Mengajak petani mengikuti asuransi tidak mudah karena petani masih menganggap asuransi pertanian tidak penting. Padahal, jika gagal panen, uang dari asuransi bisa menjadi modal awal untuk bisa tanam kembali. "Toh, nilai asuransi yang dibayarkan tidak mahal. Jika petani hanya memiliki lahan seperempat hektar saja, nilai asuransi yang dibayarkan tidak lebih dari Rp 10.000 atau setara dengan ongkos beli pulsa," kata Indro.

Umam Taufik, Kepala Jasindo Malang, menilai mengubah cara pandang petani untuk memiliki asuransi memang tidak mudah. Program yang sudah dilakukan pada September-Oktober 2015 masih lambat diterima petani. Sejauh ini di Kabupaten Malang sudah 4.900 hektar lahan padi diasuransikan. Ini akan membantu mereka bisa mendapatkan kembali biaya produksi saat terjadi gagal panen.

"Saat mereka akan kembali menanam pada musim berikutnya, mereka sudah punya modal dan tidak terbelit utang pada rentenir," katanya. Umam menjamin proses klaim asuransi usaha tani tidak rumit. Uang bisa diterima lewat rekening gapoktan, maksimal 2 minggu setelah klaim diajukan. (DIA)

Versi cetak artikel ini terbit di harian Kompas edisi 15 Maret 2016, di halaman 21 dengan judul "Jatim Mulai Galakkan Asuransi Pertanian".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com