Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jembatan Ambruk, Ratusan Siswa Harus Naik Rakit ke Sekolah

Kompas.com - 15/03/2016, 14:36 WIB
Junaedi

Penulis

MAMUJU, KOMPAS.com — Demi bersekolah dan mengikuti pemantapan ujian nasional, siswa mulai dari SD, SMP, hingga SMA di Dusun Sangkurio, Mamuju, Sulawesi Barat, terpaksa menyeberangi sungai dengan menggunakan rakit bambu ke sekolah mereka yang terletak di dusun tetangga.

Warga membuat rakit bambu tersebut setelah bulan lalu jembatan gantung Sangkurio sebagai satu-satunya sarana ke Dusun Danga ambruk, dan hingga saat ini belum juga diperbaiki.

Para siswa bergantian mengendalikan rakit hingga sampai ke seberang. Agar tidak terbawa arus, rakit ini diikat di atas bentangan tali di kedua sisi sungai.  Kapasitas penumpang pun sangat terbatas.

Saat air sungai surut seperti Selasa (15/3/2016) ini, sebagian siswa yang tidak sabar menunggu antrean memilih nekat menyeberangi sungai sehingga basah kuyup, terutama saat jam pulang sekolah.

Namun, saat banjir dan sungai tak bisa dilalui, rakit bambu inilah yang menjadi andalan anak-anak dan warga untuk menyeberang ke dusun tetangga atau sebaliknya.

Harianto, pelajar kelas V SD Inpres Sangkurio, mengaku, ia tiap hari terpaksa antre naik rakit bambu ke sekolah karena tak ada jalan alternatif lain. 

"Tidak bisa berenang, terpaksa naik rakit," ujar Harianto.

Warga dan para siswa berharap, jembatan dapat segera diperbaiki.

Sebelumnya, jembatan gantung yang menghubungkan Dusun Sangkurio dengan jalan poros menuju Kota Mamuju, Sulawesi Barat, putus pada Jumat (5/2/2016) siang.

Akibatnya, puluhan siswa dan warga yang sedang melintas di atas jembatan yang baru beberapa hari diresmikan itu terjatuh ke dalam sungai. (Baca: Jembatan Gantung Terputus, Puluhan Orang Jatuh ke Sungai)

Jembatan yang baru saja selesai dibangun ini sempat ambruk sebelum diserahkan secara resmi ke Pemerintah Daerah Mamuju. Jembatan dibangun dengan anggaran Rp 886 juta.

Kedua sisi jembatan hingga kini masih dipasangi tanda larangan untuk dilalui.

Kasus yang nyaris menewaskan belasan siswa dan warga ini sempat ditangani polisi. Diduga, konstruksi jembatan tidak memenuhi standar keselamatan pengguna.

Namun, hingga kini, Polres Mamuju tidak kunjung membeberkan hasilnya ke publik, termasuk tersangka yang bertanggung jawab dalam kejadian ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com