Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ganteng dan Humoris, Dokter Tri Jadi Idola Para PSK di Sarkem

Kompas.com - 15/03/2016, 09:51 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — "Dokter idola", itulah sebutan yang diberikan para pekerja seks komersial (PSK) di Sarkem (Pasar Kembang), Yogyakarta, kepada Tri Kusumo Bawono.

Dokter yang sejak 2004 menangani kesehatan warga di wilayah Sosrowijayan ini dikenal sebagai sosok yang humoris dan ramah sehingga cepat dekat dengan warga, tokoh masyarakat, dan para PSK yang ada di Sarkem. Sebutan dokter idola juga disematkan karena warga terkesan dengan pria berparas ganteng ini.

Tri merupakan lulusan Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tahun 2003. Pada tahun 2004, pria kelahiran 6 Juli 1972 ini lantas menjadi dokter pegawai tidak tetap (PTT) di Puskesmas Gedongtengen, Kota Yogyakarta.

"Saya masuk kuliah angkatan pertama di Kedokteran UMY. Tahun 2003 lulus, lalu 2004 jadi PTT di sini (Puskesmas Gedongtengen)," ujar Tri saat ditemui Kompas.com seusai acara dialog dengan PSK Sarkem di Balai RW 03 Sosrowijayan Kulon, Senin (15/03/2016).

Pada awal tugas menjadi dokter PTT, Tri mendapat tugas mengikuti pertemuan dengan pihak pengelola, LSM, keamanan dan para tokoh yang ada di wilayah Pasar Kembang. Pertemuan itu diadakan setelah terdata ada sekitar 13 kasus HIV ditemukan di Pasar Kembang.

Pada pertemuan itulah, dia pertama kalinya menginjakkan kaki di Sarkem dan berkenalan dengan para tokoh yang ada. Dari pertemuan itu, Tri dan rekan-rekannya membentuk klinik pelayanan khusus di Sarkem.

"Saya dan beberapa teman mendapat pelatihan, lalu kami disini mendirikan klinik tes HIV dan rehab napza," ucapnya.

Kerap ditolak

Awalnya, Tri mengaku sempat pesimistis mampu memberikan edukasi mengenai HIV/AIDS dan upaya pencegahannya kepada warga serta para PSK. Pasalnya, semua orang tahu bahwa wilayah Sarkem dicap negatif dan disebut-sebut sebagai "daerah hitam".

"Ya awalnya memang saya berpikiran ini pasti sulit. Kan salah satu wilayah pelayanannya di Sarkem, semua tahu seperti apa Sarkem saat itu," katanya.

Dia bercerita, kekhawatirannya itu memang terjadi. Dia dan timnya sering mendapat penolakan ketika ingin mengedukasi mengenai kesehatan reproduksi kepada para pekerja seks komersial (PSK).

"Wah tantangan pasti ada, dulu pertama-tama di sini ya ada penolakan," tuturnya.

Namun, penolakan demi penolakan yang dialaminya tak lantas membuatnya berhenti. Apa yang dialaminya justru menjadi pelecut untuk bisa diterima, apalagi tanggung jawab sebagai pelayan kesehatan merupakan panggilan hidup.

"Bagaimanapun mereka (PSK) juga manusia yang butuh pelayanan kesehatan seperti lainnya. Memberikan pelayanan adalah tanggung jawab kami. Jadi, saya tetap berusaha agar bisa diterima," ujarnya.

Secara perlahan, lewat pendekatan personal, Tri berhasil merangkul tokoh-tokoh masyarakat. Seiring berjalannya waktu, dokter yang sejak tahun 2009 menjadi Kepala Puskesmas Gedongtengen ini dapat dekat dengan warga, termasuk dengan para PSK di Sarkem.

"Guyon yang lucu itu sudah kebiasaan sejak dulu, ya itu salah satu yang saya terapkan agar bisa dekat, dibantu tokoh masyarakat dan pemerintah desa juga," urainya.

Setelah merangkul warga dan para PSK, Tri bersama tim kesehatan Puskesmas Gedongkuning secara rutin memberikan pemahaman tentang HIV/AIDS dan pencegahannya serta tes darah. Edukasi dan tes darah itu dilakukan dengan mendatangi satu per satu losmen di wilayah Sosrowijayan.

"Di sini kita bicara soal pencegahannya, kita berikan konseling komunikasi dan edukasi. Kita melakukan pemeriksaan tidak hanya di sini, tetapi juga di rutan dan lapas," kata Tri.

Di Sarkem, lanjutnya, telah ada kesepakatan bahwa setiap tamu atau PSK harus menggunakan kondom. Jika melanggar, tamu atau PSK itu akan dikenakan denda. Kesepakatan ini disahkan pada tahun 2012 lalu.

Selain itu, agar orang yang terkena HIV tidak putus asa, dia selalu memberikan pendampingan psikologis dan teman sebaya. Selain itu, para penderita HIV juga didatangkan untuk menjadi pembicara agar bisa berbagi pengalaman.

"Kita ada pendampingan psikologis. Teman-teman yang terkena HIV kita ajak untuk memberikan testimoni, sharing, dan hasilnya sangat efektif," katanya.

Sampai sejauh ini, berkat pendampingan, banyak PSK Sarkem yang memiliki kesadaran untuk menjaga kesehatan mereka, misalnya dengan rutin memeriksakan kesehatan dan menjalankan kesepakatan dengan mengenakan kondom.

Sering digoda

Selama memberikan pelayanan kesehatan di Sarkem, Tri tak luput dari peristiwa menggelikan. Tak jarang dia digoda para PSK yang mangkal di Pasar Kembang, terutama yang belum mengenalnya. Suatu kali, dia pernah tiba-tiba ditarik masuk ke dalam losmen.

"Pernah ditarik, lalu diajak duduk, diapit, saya diam saja. Setelah yang 'lama-lama' (lebih senior) berteriak, 'eh itu Pak Dokter lho', baru mereka tahu," ujarnya sambil tertawa.

Untuk menjalani tugas pelayanannya di Sarkem, dia sering diingatkan oleh istrinya agar bisa menjaga diri dan bekerja secara profesional. Pesan itu pun diaplikasikannya dengan tetap menjaga jarak.

"Kalau yang menggoda itu pasti yang baru, yang belum tahu. Kuncinya ya tetap menjaga jarak dan ingat yang di rumah," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com