Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Semarang Pun Makan di Warung Berbayar Sampah Plastik

Kompas.com - 14/03/2016, 21:42 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Keberadaan warung makanan atau kantin dengan transaksi menggunakan plastik di Kota Semarang, Jawa Tengah menjadi perbincangan hangat di kota lumpia.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi bahkan kepincut untuk mengunjungi warung dengan traksaksi unik tersebut. Dia pun sore (14/3/2016) tadi mendatangi warung yang berada di kompleks Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang, Kecamatan Mijen.

“Warung ini unik. Ada pemberdayaan warga melalui sampah plastik. Jadi bisa menggeliatkan ekonomi, dan warga diberitahu soal pemahaman sampah plastik agar lebih berguna,” kata pria yang disapa Hendi, di sela mengunjungi kantin sampah plastik, Senin sore.

Di kompleks pembuangan sampah tersebut, Hendi berbincang dengan penjual makanan, yaitu Sarimin dan Suratmi.

Setelah berdialog, ia juga sempat makan makanan yang saban hari dijual untuk para pemulung. Hendi pun terlihat mengambil nasi dengan lauk ikan pindang. Namun, usai makan, orang nomor satu di Kota Semarang tidak membayar menggunakan sampah plastik, melainkan dengan transaksi uang.

“Ini jadi langkah luar biasa. Ekonomi bisa hidup dengan kreativitas masyarakat. Para pemulung bisa terbantu, sekaligus mengurangi persoalan sampah plastik, dan menyukseskan program pemerintah mengurangi sampah plastik,” tambah dia.

Hendi pun merasa bangga terkait kreativitas warganya. Dia pun akhirnya meminta kepada dinas terkait untuk menyiapkan hal serupa di titik-titik pembuangan sampah di Kota Semarang.

“Jadi, tidak saja promosi mengurangi kantong berbayar. Tapi di Semarang, menerima kantong plastik dengan dibayar,” kata Hendi lagi.

Kepada UPTD TPA Jatibarang, Agus Junaidi mengatakan, pihaknya memfasilitasi berdirinya kantin berbayar plastik agar para pemulung bisa lebih mudah untuk mencari makanan.

Mereka tidak lagi harus menjual hasil pulungannya, tapi bisa langsung menukar dengan makanan. Menurut Agus, model ini baru diterapkan di satu warung di kompleks TPA.

Sejauh ini ada empat warung yang berdiri yang melayani 400 orang pemulung.

“Ini baru satu. Kalau sukses, bisa dikembangkan di tempat lain dengan konsep yang sama,” timpal Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com