"Hadiah tersebut kami berikan kepada Pj Wali Kota dan diletakkan di halaman Kantor Wali Kota Manado karena hak kami, yakni honor, tidak kunjung dibayar oleh pemerintah sebagai penyandang dana Pilkada," kata koordinator demo, Rizal Malonda, di sela-sela unjuk rasa, di halaman Kantor Wali Kota Manado, Senin (7/3/2016).
Malonda mengatakan, selain karangan bunga dukacita, mereka pun membawa banyak pamflet yang bertuliskan suara hati para pengunjuk rasa yang merasa dibohongi pemerintah.
"Ini adalah bentuk kekesalan dan rasa marah kami, sebab sudah terlalu banyak hal yang dijanjikan kepada kami, dalam bentuk pembayaran honor," katanya.
Ketua PPK Wenang, Andrew Pattymahu, mengatakan, hadiah tersebut merupakan bentuk protes karena tidak ada realisasi janji yang disampaikan sebelum pelaksanaan Pilkada.
Dia pun mengatakan, bukan hanya menghadiahkan karangan duka duka cita dan peti mati, namun mereka juga tidak mau lagi membantu dalam pelaksanaan pemungutan suara ulang jika diputuskan demikian nanti.
"Kami hanya minta hak kami dibayarkan, jangan di-pingpong ke sana-sini. Kami mohon agar ini diingat dengan baik-baik," katanya.
Dia mengatakan, demi menyukseskan Pilkada, pihaknya menerima cacian dari berbagai pihak, seperti dituduh memihak calon tertentu, padahal sudah melaksanakan tugas dengan benar. Namun kini, honor juga tak dibayar.
Hingga pukul 13.30 Wita, perwakilan para demonstran tidak juga bertemu dengan Pj Wali Kota Manado maupun stafnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.