Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Pieter, "John Lennon" dari Yogyakarta

Kompas.com - 05/03/2016, 10:14 WIB
Wijaya Kusuma

Penulis

Setelah menikah, ia sempat gantung gitar, berhenti mengamen. Ia banting setir ke bisnis properti.

Suatu ketika, salah satu temannya menyarankan agar Pieter tetap melanjutkan bermusik. Temannya itu melihat bakat unik Pieter dalam melantunkan lagu.

"Seorang teman yang kuliah di musik mendorong saya untuk kembali. Katanya, saya punya talenta yang tidak dipunyai orang lain. Itu tahun 1990," katanya.

Hati Pieter tergerak, ia kembali berdendang. Namun, kali ini ia mengubah caranya menawarkan jasa.

Jika sebelumnya ia menyanyikan lagu-lagu universal, mulai tahun 1990 ia khusus membawakan lagu-lagu The Beatles.

"Tempat kerjanya" bukan lagi rumah ke rumah, melainkan restoran-restoran seperti di Jalan Kaliurang.

"Beatles, band legenda yang tak lekang dimakan zaman. Daya tarik dan lagunya sudah menjadi kebutuhan ditelinga pengenar dan fansnya sampai sekarang," kata Pieter yang hafal seratusan lagu The Beatles.

Pieter paham bahwa penggemar The Beatles tiak hanya menyukai hits mereka, tetapi juga rindu gaya rambut serta pakaian mereka. Karenanya, Pieter mengubah penampilannya sampai saat ini dengan gaya mirip John Lennon.

"Bermusik dan menghibur orang itu tidak cukup bernyanyi baik saja tapi harus bersih, sopan dan style. Para penggemar juga kangen gaya Beatles," ucapnya.

Dengan gaya tampil seperti itu, Pieter berusaha mengubah citra pengamen yang sering dipandang sebelah mata. Ia juga mengandalkan kemampuan dalam bernyanyi dan bermain alat musik.

Yang terpenting, kata Pieter, orang dapat terhibur. Diberi uang atau tidak, itu urusan nanti.

"Tidak dikasih uang juga tidak apa-apa, yang penting mereka terhibur. Ada yang pernah ngasih Rp 50.000, ada yang Rp 100.000. Bahkan, Rp 100 juga pernah, ya enggak apa-apa," kata dia.

Selain mengamen, sesekali Pieter masih mengurusi bisnis properti sebagai pekerjaan sambilan.

Teruslah berdendang, Pieter. Jreenngg...

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com