Dengan tusuk gigi, ia membuat lukisan di atas kaus dengan indah yang penuh sarat makna. Karyanya banyak diminati warga kota besar, bahkan mancanegara.
Di rumahnya, setiap hari Ardiyansah menuangkan cat di atas kaus untuk dilukis. Dengan menggunakan tusuk gigi sebagai kuas. Hingga saat ini dia telah menghasilkan ratusan kaus. Setiap kaos yang dihasilkan tidak sama dengan lainnya.
Ia memberi merek dagang kausnya dengan nama T-wool, mirip nama salah satu makanan khas Trenggalek yang terbuat dari singkong.
“Untuk melukis kaus selalu tidak sama satu sama lain. Namun apabila pemesan menghendaki lukisan kaos yang sama,berapapun akan kami layani. Sedangkan nama T-wool sendiri sengaja saya buat merek dagang, karena tiwul merupakan makanan khas Trenggalek yang terbuat dari singkong,” ucap dia.
Kurang lebih selama empat tahun terakhir, Ardiyansyah menekuni melukis tusuk gigi dengan media kaus sebagai pengganti kanvas. Berbagai lukisan telah dihasilkan, d iantaranya desain kritik sosial dari petuah leluhur. Dalam sebagian lukisannya ia juga menyertakan gambar figur tokoh pewayangan.
Ardiansyah bercerita, awal mula dia menggunakan tusuk gigi sebagai kuas, karena mendapat tantangan dari seorang seniman dari Jombang untuk melukis di kaus.
Pria ini pun mencoba melukis di kaus dengan menggunakan ukuran kuas yang paling kecil. Namun, ternyata kuas tersebut tidak mampu menghasilkan detail yang bagus.
Setiap mulai melukis, ia berkonsultasi dahulu dengan calon pemesan guna mempermudah dalam mengekspresikan ide kreatifnya. Dalam sehari Ardiansyah mampu membuat 3-5 lukisan kaus.
Untuk lukisan di kaus, Ardiyansyah mematok harga antara Rp 100.000 hingga Rp 150.000.
Ia menyebutkan, dengan ramuan cat rahasia, lukisan di kaus tidak akan luntur atau pudar warnanya apabila dicuci. Ia menjamin lukisannya bisa bertahan hingga bertahun-tahun.
“Jangan khawatir kaus ini akan pudar waranya. Saya jamin kaos tidak akan berubah warnanya. Contohnya seperti kaos yang saya pakai ini, sampai sekarang masih bagus meski sejak 3 tahun lalu,” ucap dia sambil menunjukan kaus yang dipakainya.
Selain menjual langsung pada konsumen, Ardiyansah juga menjual dengan memanfaatkan media sosial.
Peminat kaus Ardiyanshah pun datang dari berbagai kota di seluruh Indonesia dan manca negara.
“Kaus lukisan tusuk gigi buatan saya,banyak diminati oleh luar pulau, yaitu Kalimantan. Sedangkan ke mancanegara, kaus banyak dipesan oleh tenaga kerja yang berada di Hongkong, Singapura, Taiwan, hingga Australia,” tuturnya.
Kini, dengan lukisannya, Ardiyansah mampu mendapatkan pemasukan sekitar Rp 5 juta hingga Rp 10 juta setiap bulan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.