BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Aqua

Ajak Warga Peduli Sampah, Wayang Kulit Pentas di Tepi Sungai

Kompas.com - 22/02/2016, 11:41 WIB
Kontributor Mataram, Karnia Septia

Penulis

MATARAM, KOMPAS.com - Dalam rangka gerakan Indonesia bebas sampah 2020, wayang kulit Sasak pentas di tepi sungai Jangkuk, Kota Mataram, Minggu (21/2/2016) malam.

Dengan lakon "Beriuk Jagaq Gumi Paer" yang berarti "Bersama Kita Jaga Bumi", rombongan wayang kulit dari sekolah pedalangan wayang Sasak, Sesela, Lombok Barat, mengajak warga di bantaran sungai untuk menjaga kebersihan lingkungan.

"Ini merupakan gerakan bersama untuk menginisiasi publik dan mengajak masyarakat untuk mulai peduli pada lingkungan," kata Zia Helmi, ketua Komunitas Semethon Ampenan, Senin (22/2/2016).

Melalui pentas Wayang Sasak, komunitas Semethon Ampenan mengajak warga di sepanjang bantaran sungai Jangkuk, Kota Mataram, untuk tidak membuang sampah sembarangan di sungai.

"Ini pola yang kami coba gunakan seperti yang digunakan oleh leluhur kita dulu. Pada saat ingin menyampaikan pesan, leluhur kita dulu menggunakan media wayang," kata Helmi.

Dalam pentas wayang kulit disebutkan separah apa kondisi sampah secara umum di Indonesia, yaitu 3,2 juta ton per tahun sampah plastik atau 4.400 ton per hari sampah plastik, dikirim ke laut.

"Kalau kondisinya terus seperti ini, maka tahun 2020 di laut akan lebih banyak sampah plastik daripada ikan, karena laut tidak mengenal batasan negara. Inilah yang menambah semangat kami ingin mengajak publik, karena tidak mungkin kita bergerak sendiri. Semua pihak harus peduli," kata Helmi.

Warga setempat dan turis asing ikut menikmati suguhan pentas wayang kulit di tepi sungai Jangkuk. Selain pentas wayang, ada pula suguhan musik perkusi dari Ampenan Ansambel yang membuat alat musik dari beberapa material sampah seperti botol plastik dan kaleng bekas bungkus rokok.


komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com