Berbagai cara sudah ditempuh agar sang ayah, Wagimin (75), kembali ke rumah. Mulai dari lapor polisi, menyusuri jejak, sampai pergi ke "orang pintar" sudah dilakukan.
"Saya pun puasa, supaya Bapak segera pulang dalam keadaan sehat," ucap Lasmi ditemui di rumahnya, di Kampung Cacaban Barat, Kelurahan Cacaban, Kota Magelang, Senin (15/2/2016).
Lasmi menahan air mata saat menceritakan kronologi asal mula kehilangan sang Ayah. Pada 10 Maret 2015 silam, ayahnya pamit pergi ke kampung halamannya di kawasan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, untuk mengurus pajak tanah.
Saat itu, Wagimin pergi sendirian. Keesokan harinya, 11 Maret 2015, Wagimin berencana pulang ke Kota Magelang. Ayahnya itu naik bus dari Wonogiri menuju terminal Giwangan, Yogyakarta.
Lasmi mengatakan, menurut cerita saudara, ayahnya pulang mengenakan kemeja putih bergaris dan peci, serta mengenakan celana warna abu-abu.
"Bapak juga pulang membawa satu karung beras dan tempe oleh-oleh dari Wonogiri,” paparnya.
Hanya sampai Terminal Giwangan saja jejak ayahnya diketahui. Hal tersebut diyakini Lasmi setelah dirinya meminta petugas untuk membuka kamera tersembunyi (CCTV) di terminal terbesar di Yogyakarta itu.
"Saya lihat Bapak di rekaman CCTV, ia pakai kemeja putih bergaris dan pakai peci. Saya juga lihat Bapak bawa karung," kisah dia.
Selain itu, Lasmi juga melihat sosok pria di dalam rekaman CCTV persis dengan ciri fisik Wagimin, yakni bertubuh pendek sekitar 150 sentimeter dan mengenakan sarung.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.