Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Ugal-ugalan, Turis Asing Tewas Tertindih Motor di Parit

Kompas.com - 15/02/2016, 13:32 WIB
MANGUPURA, KOMPAS.com - Masyarakat Canggu, Kuta Utara, Badung, Bali digegerkan oleh penemuan mayat wisatawan mancanegara di sebuah saluran air di Jalan Raya Batu Bolong, Jumat (12/2/2016).

Mayat berkewarganegaraan Afrika Selatan atas nama Gerhard Engel Brectht (42) ini, ditemukan dalam keadaan duduk dan tertindih sepeda motor yang dikendarainya, Vario DK 6404 LP. Saat ini, mayat masih dititipkan di RSUD Badung.

Kasat Lantas Polres Badung, AKP I Nengah Subangsawan mengatakan, penemuan mayat ini berawal dari laporan seorang warga. Saat itu, warga sedang jogging di depan Restaurant La Dunia.

Menurut warga, saat pertama kali ditemukan, Gerhard sudah tidak bernyawa dalam posisi duduk di atas got dan tertindih kendaraan. Kendaraannya rusak parah di bagian depan.

AKP Subangsawan belum bisa memastikan penyebab kematian korban. Namun, ada dugaan korban tewas akibat laka lantas hingga kepalanya membentur bebatuan yang terdapat di got.

“Penyebab pastinya masih dalam penyelidikan. Tapi diduga terjadi benturan keras pada bagian kepalanya saat jatuh ke got. Saat ini jenasah korban masih dipersiksa di RSUD Badung,” ungkapnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun di tepat kejadian perkara (TKP), kawasan ini memang rawan laka lantas, khususnya di malam hari. Sebab, minim lampu penerang dan aspal yang bergelombang.

Jalur ini setiap saat dilalui wistawan mancanegara yang hendak menuju atau pulang dari surfing dan melancong di Pantai Batu Bolong.

Celakanya, menurut informasi warga sekitar, cara wisatawan mengendarai sepeda motor terbilang arogan. Tidak memerhatikan pegendara lain.

Hal inilah yang sering memicu laka lantas hingga disebut warga sebagai jalur tengkorak. Warga setempat, I Nyoman Gejer (45) megatakan, kasus kecelakaan lalu lintas bukan menjadi hal baru di jalan yang merupakan persimpangan menuju Pantai Nelayan dan Pantai Batu Bolong ini.

Hampir setiap hari terjadi kecelakaan antar-sesama bule. Namun kecelakaan yang menelan korban jiwa baru pertama terjadi.

Gejer mengatakan, kecelakaan bisa disebabkan berbagai faktor, yaitu keadaan gelap, aspal bergelombang, dan keteledoran dalam mengendarai motor.

“Di sini bulenya suka ngebut kalau bawa motor. Jeleknya lagi, saat mereka ngebut, kendaraannya oleng ke kiri dan ke kanan. Itu dah makanya hampir setiap hari terjadi kecelakaan-kecelakaan kecil. Tapi yang sampai meninggal baru kali ini terjadi,” ucapnya.

Menanggapi hal itu, AKP Subangsawan mengimbau agar masyarakat setempat memberikan pemahaman kepada wisatawan agar selalu tertib berkendara.

Pasalnya, kasus laka lantas yang terjadi tidak hanya berdampak buruk pada si korban, tetapi juga citra pariwisata Badung.

“Mari kita sama-sama berikan pemahaman pada para wisatawan. Sebab, kalau sudah terjadi korban meninggal seperti ini, yang rugi tidak hanya korban, tetapi juga pariwisata Badung,” tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com