Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Bersyukur walau Hanya Jual Kardus, Kami Masih Bisa Makan"

Kompas.com - 13/02/2016, 10:48 WIB
Kontributor Baubau, Defriatno Neke

Penulis

BAUBAU, KOMPAS.com - Raut kelelahan terlihat di wajah Hanifah, seorang perempuan berusia 47 tahun. Beberapa kali, tangan kanannya membelai kepala anaknya yang tidur terlelap di atas trotoar.

Di samping Hanifah, berdiri anaknya yang lain sedang merapikan sampah plastik di atas gerobak tua milik mereka.

"Kami sedang istirahat di sini. Sehabis cari plastik di sekitar pelabuhan ini, kami mau pulang ke rumah," kata Hanifah, Sabtu (13/2/2016).

Hanifah yang tinggal di Kelurahan Wangkanapi, RT 04 RW 01, Kecamatan Wolio, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, setiap harinya mengumpulkan sampah plastik dan kardus di Pelabuhan Murhum.

Sekitar pukul lima sore, ia keluar mencari sampah plastik hingga larut malam bersama kedua anaknya.

"Suami sudah meninggal dunia, pekerjaannya dulu hanya serabutan saja. Peninggalan suami saya hanya gerobak tua ini yang dia miliki," tutur Hanifah.

"Anak-anak, mereka ikut saya pergi mencari. Kadang mereka membantu mengumpulkan plastik," ujarnya.

Ia pulang mencari plastik dan kardus sampai larut malam. Kedua anaknya yang masih kecil kadang kelelahan hingga harus tidur di atas gerobak tua tersebut.

Bila plastik atau kardus yang ia kumpulkan selama dua minggu telah banyak, kemudian dijualnya ke tempat pengumpul sampah plastik.

Dari situ, ia mendapatkan uang cukup untuk membeli beras atau ikan setiap harinya.

"Kalau plastik saya bisa dapat Rp 70.000, kalau kardus tidak menentu, bisa dapat Rp 50.000. Uang ini saya beli beras delapan liter. Alhamdulillah bisa cukup untuk saya dan keenam anak saya," ucap Hanifah.

Keenam anaknya tidak pernah mengeluh dengan kekurangan dari orangtuanya dalam mencari uang yang halal.

Ia selalu menanamkan kepada anaknya untuk selalu bersabar dan mensyukuri apa yang diperoleh dari orangtuanya.

"Saya selalu sampaikan, 'Kita selalu bersabar dan selalu bertawakal. Kalau tidak ada apa-apa, kita makan apa saja'. Alhamdulillah, mereka mengerti juga. Saya bersyukur, walaupun hanya jual kardus, kami masih bisa makan," tutur Hanifah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com