Penghargaan tersebut diberikan Puan Maharani, Menko Pembangunan Manusia dan kebudayaan.
Yusuf Susilo Hartono, Ketua Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI, saat dihubungi Kompas.com menjelaskan pada masa kepemimpinan Abdullah Azwar Anas, Kabupaten Banyuwangi berhasil mengembangkan daerah dengan mengutamakan tradisi lokal.
"Terlihat dari festival-festival yang diselenggarakan di Banyuwagi yang mengusung budaya lokal. Dalam penilaian kami beliau serius dan konsisten selama memimpin Kabupaten Banyuwangi periode 2010-2015," kata Yusuf.
Sementara itu, Margiono Ketua Umum PWI menjelaskan dengan penghargaan tersebut diharapkan memberikan inspirasi dan memotivasi para pemimpin daerah lainnya untuk mengangkat kebudayaan lokal.
"Contohnya Jepang dan China yang berkembang pesat namun tidak meninggalkan karakter dan jati diri," katanya.
Sementara itu, Abdullah Azwar Anas menjelaskan kebudayaan bisa menjadi pilar yang efektif untuk memajukan daerah.
Kebudayaan yang dimaksud dalam hal ini bukan semata-mata pertunjukan seni, tapi lebih pada sistem, gagasan dan hasil karya masyarakat.
"Di Banyuwangi, kami menjadikan pengembangan budaya sebagai strategi konsolidasi, baik itu konsolidasi ekonomi, rakyat, birokrasi, dan sebagainya," tutur Anas.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), pendapatan per kapita Banyuwangi melonjak 62 persen dari Rp 20,8 juta (2010) menjadi Rp 33,6 juta (2014).
Kalkulasi pemerintah daerah, pada 2015 diprediksi bisa menembus Rp 38-29 juta.
Berdasarkan data BPS, pendapatan per kapita Banyuwangi sudah berhasil melampaui sejumlah kabupaten dan kota di Jatim yang sebelumnya selalu berada di atas Banyuwangi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.