Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Idah, Satu-satunya Etnis Melayu Penjual Cakwe di Binjai

Kompas.com - 10/02/2016, 19:31 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha

Penulis

Dalam sehari, Idah menghabiskan 17 kilogram tepung dan jumlah itu melonjak hingga 25 kilogram pada akhir pekan atau hari libur.

Idah mematok harga sangat murah untuk cakwe buatannya yaitu hanya Rp 2.000 tiap potong.

"Cakwe kami tak pakai pengawet, cuma bisa tahan satu hari. Kalau besok digoreng lagi, udah keras. Harganya dulu Rp 500, sekarang sudah jadi Rp 2000,” katanya lagi.

Harga tersebut naik pelan-pelan seiring naiknya harga tepung dan minyak. Tapi mereka tetap menjaga rasa dan kualitas agar para langganan tidak kecewa.

“Ada lima macam yang kami jual, satu lagi cakwe yang kayak jari,  yang pagi-pagi sudah habis. Terus kue yang isinya pulut (ketan), ini udah tak kami jual lagi, sudah mahal harga pulut," kata Idah dalam dialek Melayu yang kental.

Seorang pembeli, Dini (32) warga Limau Sundai mengatakan, setiap sarapan di meja makan wajib ada cakwe dan kue isi kacang merah sebagai teman kopi atau teh manis.

"Dari kami kecil-kecil, ayah saya dulu yang suka beli ini. Awalnya kami enggak mau makan karena kami pikir ini makanan China, enggak halal. Dibawa ayahlah kami ke sini, dia tunjukkan siapa yang masak, baru kami tahu orang kita rupanya yang jual," kata Dini.

"Sebenarnya enggak ada itu pakai minyak babi. Kalau pun ada, untuk orang itu sendiri, bukan untuk dijual. Langganan kami sering beli cakwe untuk sembahyang. Orang itu minta di goreng setengah matang, masih putih tepungnya. Nanti baru digoreng lagi pakai minyak mereka," ujar Idah menimpali.

Jelang tengah hari, Idah mulai membereskan peralatan masak dan dagangnya. Nampan besar wadah cakwe sudah kosong sedari tadi. Sudah tiba waktunya pulang dan beristirahat.

Sebelum Idah beranjak pergi satu pertanyaan muncul, soal masa depan usaha ini. Nampaknya, usaha ini akan hilang saat Idah tak lagi kuat berjualan/

"Tak ada yang menurun, tak ada hobi orang itu. Habislah, mungkin kami yang pertama dan terakhir orang Melayu yang jualan cakwe di Kota Binjai ini," pungkasnya sambil tersenyum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com