Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3.000 Guru Siap Mengajar di Daerah Terpencil

Kompas.com - 29/01/2016, 18:11 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

AMBON, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan mengirim 3.000 tenaga pengajar ke sejumlah daerah di Indonesia untuk mengatasi masalah kekurangan guru, khususnya di sejumlah wilayah terpencil.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengungkapkan, program Guru Garis Depan itu juga akan membantu masalah kekurangan tenaga pengajar di daerah terpencil.

Saat ini, Kemendibud punya program Sarjana Mengajar di Daerah Terluar, Terdepan, dan Terpencil (SM3P); serta program Indonesia Mengajar,

 

"Program guru terdepan ini bukan berarti mereka ditempatkan di daerah perbatasan, tapi di daerah sulit dan terpencil," ujar Anies, di Ambon, Jumat (29/1/2016).

Anies mengatakan, jika program SM3P dan program Indonesia Mengajar hanya membutuhkan waktu singkat, maka program guru terdepan akan bersifat permanen.

Para guru yang akan ikut program tersebut merupakan alumni dari SM3P dan Indonesia Mengajar.

"Jadi mereka ini sudah pernah menjadi guru di sana (daerah terpencil). Jadi mereka telah komitmen untuk menjadi guru permanan sepanjang karir mereka," ujar Anies, yang juga pelopor gerakan Indonesia Mengajar.

"Mereka ini sudah siap, tidak seperti mengajar 2-3 bulan lalu pulang. Karena mereka sebelumnya sudah mengalaminya," ucapnya.

Anies menerangkan, untuk tahun ini ada sebanyak 3.000 orang guru yang telah siap untuk ditempatkan di sejumlah daerah terpencil di Indonesia.

Tahun sebelumnya, Kemendikbud juga telah mengirim sebanyak 798 orang ke beberapa daerah terpencil.

"Tahun lalu itu ada 798 orang yang ikut program ini. Mereka dilepas oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara dan untuk tahun ini ada 3.000 yang akan ikut program ini," sebutnya.

Dia mengaku program tersebut merupakan salah satu solusi untuk mengatasi masalah penyebaran guru yang tidak merata khususnya di daerah-daerah terpencil.

Sehingga masyarakat di daerah terpencl dapat menerima pelajaran dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com