Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alpukat Wina, Si Jumbo Berdaging Tebal dengan Rasa Gurih

Kompas.com - 27/01/2016, 20:51 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Kualitas buah lokal ternyata tidak kalah dengan buah impor, jika pemuliaan dan pembudidayaannya dilakukan dengan benar.

Salah satu jenis buah lokal dengan kualitas super adalah alpukat wina asal Bandungan, Kabupaten Semarang.

Alpukat wina dikembangkan kelompok tani "Alpukat Berkah Jaya" dari Dusun Ngasem, Desa Jetis, Kecamatan Bandungan.

Menurut Ketua Kelompok Tani "Alpukat Berkah Jaya", Muhammad Saryono (47), dibandingkan dengan jenis alpukat lainnya, jenis wina memiliki sejumlah keunggulan.

Keunggulan wina adalah buahnya berukuran jumbo, berdaging tebal dan mempunyai rasa yang lembut, gurih, nikmat dengan sedikit rasa manis.

"Beratnya bisa mencapai 1.3 kilogram hingga 1.8 kilogram," kata Saryono, saat ditemui di sela pencanangan "Desa Wisata Buah" di Kawasan Pemandian Air Hangat Kalisori, Desa Diwak, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, Rabu (27/1/2016) siang.

Saryono patut berbangga hati, sebab buah alpukat wina dipilih PT Sido Muncul Tbk menjadi salah satu buah ikon yang dikembangkan dalam program "Desa Wisata Buah" tersebut.

"Kami menyuplai hampir 2.000 batang bibit alpukat wina dalam program Desa Wisata Buah ini. Tentunya kami ikut bangga," ujarnya.

Alpukat Wina termasuk jenis alpukat mentega. Kulitnya berwarna hijau mengkilap dan tebal, sehingga lebih tahan lama saat disimpan.

Saryono menjelaskan, membudidayakan alpukat wina sangat menguntungkan, sebab jenis alpukat ini cepat berbuah, tidak kenal musim dan kuantitas buah di setiap pohonnya cukup tinggi.

"Tanaman alpukat wina ini sudah genjah (lekas berbuah) pada umur 4 hingga 5 tahun dengan produksi rata-rata 100 kilogram per pohon dan berbuah sepanjang masa," papar Saryono.

"Desa Wisata Buah" sendiri merupakan program pemberdayaan masyarakat yang digagas industri jamu dan farmasi PT Sido Muncul dipusatkan di Desa Diwak dan Desa Bergas Kidul.

Pada tahap awal, di Desa Bergas Kidul telah disiapkan 5 hektar lahan demonstrasi (demplot) dan 8 hektare lahan untuk pengembangan 2.000 batang buah alpukat wina yang melibatkan sekitar 60 orang petani.

Sedangkan di Desa Diwak, khusus disiapkan untuk tanaman buah durian dengan lahan demplot seluas 2 hektar, lahan pengembangan 2 hektar serta jumlah tanaman 300 batang dan melibatkan 33 orang petani.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com