Kenaikan harga salah satunya terjadi di Pasar Bandarjo, Ungaran, Kabupaten Semarang. Harga daging sapi di pasar ini mencapai Rp 105.000 per kilogram atau naik Rp 5.000 hingga Rp 7.000 per kilogram dibanding pekan lalu.
Akibatnya, konsumen kini cenderung beralih ke barang subtitusi, seperti telur atau daging ayam, serta sayur-mayur.
Seorang pembeli, Sutar (38), warga Ungaran Barat, mengatakan, intensitas pembelian daging untuk keperluan usaha warung nasinya mulai dikurangi sejak harga daging sapi naik.
"Sekarang, seminggu hanya tiga kali beli. Itu pun tidak banyak. Saya memilih menyajikan menu baru. Pasalnya, tidak mungkin kan menaikkan harga makanan, seperti rawon atau rendang," ungkap Sutar, Selasa (26/1/2016).
Para pedagang daging sapi mengatakan, permintaan konsumen mulai menurun. Santoso, salah seorang pedagang, mengeluhkan sepinya pembeli dalam beberapa hari terakhir ini.
"Pembelinya ya berkurang karena harganya tinggi. Stok sapi sekarang sudah enggak ada, di kandang paling masih lima. Kalau dulu ada puluhan," kata Santoso.
Pedagang lainnya, Indah (44), memilih bertahan berjualan sampai sore untuk melayani pelanggan, penjual makanan, dan warga yang akan mengadakan hajatan.
"Turun dan naiknya harga BBM saya pikir tidak berpengaruh pada harga daging. Dugaan kami ya karena imbas pemberlakuan pajak untuk sapi potong," ucapnya.
Indah berharap, pemerintah segera mengendalikan harga daging sapi agar kondisi harga di pasar kembali normal sehingga pedagang tidak merugi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.