Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Empat Sungai Meluap, Ratusan Rumah dan Sawah Terendam Banjir

Kompas.com - 23/01/2016, 14:26 WIB
Kontributor Kolaka, Suparman Sultan

Penulis

KOLAKA, KOMPAS.com - Sebagian besar wilayah Kota Kolaka, Sulawesi Tenggara, tengah diguyur hujan dengan Intensitas sedang.

Namun lamanya hujan membuat sejumlah wilayah terendam banjir setinggi kurang lebih satu meter. Ratusan rumah dan areal persawahan pun terendam.

Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kolaka menyebutkan sedikitnya lima desa yang terendam banjir.

Masing-masing adalah Desa Oneha, Lamedai dan Desa Popalia di Kecamatan Tangketada. Sementara dua desa lainnya berada di Kecamatan Watubangga, yaitu Desa Ranoteta dan Peoho.

Sementara empat sungai yang meluap ini adalah Sungai Oko-oko, Popalia, Peoho dan sungai Ranoteta.

Sungai-sungai ini memang memiliki debit air yang besar. Maka dari itu tiap hujan turun pasti airnya akan meluap ke pemukiman warga.

Banjir ini pun seakan menjadi tradisi warga setempat. Sebab tiap kali hijan turun pasti hal serupa akan terjadi.

Kepala BPBD Kolaka, Haris Parubak mengatakan di Desa Peoho terdapat 177 rumah yang terendam banjir.

"Kalau di Desa Ranoteta 83 rumah dan Lamedai 7 rumah. Sementara di desa lainnya hanya air lewat. Rumah warga tetap masuk air tapi tidak tinggal airnya," katanya, Sabtu (23/1/2016).

Dia menambahkan selain merendam ratusan rumah warga, banjir ini juga merendam 750 hektar aral persawahan yang ada di desa Lamedai.

"Korban jiwa tidak ada dan memang dampaknya ya itu tadi rumah dan aral persawahan. Kerugian belum kita hitung tapi kalau dilihat kondisi lapangan besar juga kerugiannya. Kalau angka saya belum bisa sebutkan," tambahnya.

Lembaga swadaya masyarakat Lider menuding banjir ini adalah dampak dari keberadaan perkebunan kelapa sawit.

"Desa yang terendam itu memang masuk dalam lokasi perushaan sawit itu. Pembukaan lahan secara besar-besaran membuat sungai meluap dan airnya membanjiri pemukiman warga. Ini tradisi setiap musim hujan dan terjadi sejak adanya lokasi sawit itu," cetus Herman, dari LSM Lider Sultra.

Pihaknya pun berharap saat ini ada langkah pasti dari pihak terkait.

"Ini jadi tradisi banjir saat hujan tidur. Masalahnya ini terus dibiarkan. Makanya kami akan desak pihak terkait apakah perushaan sawit atau pemda untuk segera bertindak guna menyudahi penderitaan warga ini," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com