Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Pedekate", Gafatar Datangi Mahasiswa ke Rumah Kos

Kompas.com - 13/01/2016, 16:55 WIB
Kontributor Ciamis, Irwan Nugraha

Penulis

TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Di Tasikmalaya, organisasi Gerakan Fajar Nusantara atau yang biasa disingkat Gafatar melakukan pendekatan terhadap calon mahasiswa dan mahasiswa untuk dijadikan anggotanya.

Organisasi ini melakukan rekrutmen dengan mendatangi rumah kos.

"Perlu diwaspadai kos-kosan. Soalnya, sesuai informasi kami di lapangan, dalam perekrutannya langsung mendatangi rumah kos-kosan," jelas Kepala Kesbangpol Kabupaten Tasikmalaya, Iwan Ridwan, Rabu (13/1/2016).

Selain rumah kos, organisasi ini pun memiliki sasaran perekrutan anggota terhadap orang-orang intelek. Bahkan, tak menutup kemungkinan terhadap pegawai negeri sipil (PNS) atau pegawai BUMN.

"Dalam daftar pengurus inti Gafatar Tasikmalaya pun profesinya berstatus pegawai BUMN. Jadi ini perlu diwaspadai," kata Iwan.

Pihaknya selama ini melakukan kajian dan pengumpulan data terhadap organisasi tersebut untuk mengantisipasi kecolongan.

Terlebih lagi, lanjutnya, tiga warga Garut diketahui hilang dan ada kaitannya dengan organisasi tersebut.

"Kami dalam status waspada, tetapi kami melalui Kominda dan organisasi lainnya telah siap antisipasi apabila ada pergerakan organisasi tersebut yang menyimpang," pungkasnya.

Sejak 2012

Di Tasik, organisasi Gafatar telah terdaftar sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) sejak tahun 2012. Namun, setahun yang lalu, organisasi ini telah dinyatakan ilegal karena tak mendapatkan izin pembaruan surat keterangan terdaftar (SKT) dari pemerintah daerah setempat.

"Kami tahun 2012 mendapatkan permohonan pendaftaran sebuah organisasi Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar. Keberadaannya sampai sekarang masih ada, tapi organisasi ini sudah tak bisa memperpanjang SKT sesuai surat edaran dari Dirjen Kesbangpol, karena ada beberapa indikasi yang perlu diwaspadai dalam gerakan organisasi ini," ujar Iwan.

Menurut dia, awalnya tak ada kecurigaan apa pun terhadap organisasi Gafatar di Tasikmalaya tersebut. Bahkan, organisasi ini membuka kantor perwakilan di Desa Cilampung Hilir, Kecamatan Padakembang, Kabupaten Tasikmalaya.

Namun, setelah mendapatkan informasi bahwa organisasi ini terlibat beberapa permasalahan di wilayah Sulawesi hampir setahun lalu, pemerintah daerah melalui Kesbangpol langsung melakukan penyelidikan dan pengawasan terhadap pergerakan organisasi tersebut.

"Jadi sebelum ramai sekarang tentang Gafatar, Tasikmalaya sudah melakukan pengawasan terhadap Gafatar setahun lalu. Soalnya ada beberapa informasi organisasi ini bermasalah," kata Iwan.

Pendaftaran Gafatar di Tasikmalaya diajukan oleh tiga orang. Dua orang tercatat sebagai warga luar daerah Tasikmalaya, yaitu warga asal Subang dan Indramayu. Sementara seorang lagi warga asli Desa Cilampung Hilir, Kecamatan Padakembang, Kabupaten Tasikmalaya.

"Pengurus intinya justru bukan asal Tasikmalaya, tapi warga Indramayu dan Subang. Sampai sekarang kami terus melakukan pemantauan, apalagi setelah organisasi ini dikaitkan dengan hilangnya dr Rica dan anaknya di Yogyakarta," tambah Iwan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com