Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan yang Ditumbuhi Pohon Maja Itu Diyakini sebagai Makam Patih Gajah Mada

Kompas.com - 09/01/2016, 20:28 WIB
Kontributor Baubau, Defriatno Neke

Penulis

BUTON SELATAN, KOMPAS.com — Masyarakat Pulau Buton meyakini bahwa makam Patih Gajah Mada berada di atas sebuah bukit di Kelurahan Majapahit, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan.

Tempat itu kini menjadi lokasi wisata religi. Lokasinya berjarak sekitar 3 kilometer (km) dari jalan utama. Jalan menuju ke sana belum diaspal. Untuk mencapai tempat itu, warga harus berjalan kaki melalui perbukitan.

"Leluhur kami sering bercerita tentang makam Patih Gajah Mada. Di sana juga ada tumbuh pohon maja beberapa ratus meter dari kuburan, dan ada juga tulisan Sanskerta di atas batu," kata Lurah Majapahit, Amran Aingke, Sabtu (9/1/2016).

Menurut Amran, tulisan beraksara Sanskerta itu kini sudah tidak jelas.

"Tahun 2000 pernah dipotret itu batu, tetapi sekarang sudah tidak jelas karena sering kena pembakaran lahan sejak lama. Tulisannya sudah rusak dan rapuh karena kena api terus, tetapi sekarang kami sedang mencari tahu arti bahasa Sanskerta itu," ujarnya.

Tempat yang diyakini sebagai makam Gajah Mada itu berukuran sekitar 40 x 40 meter. Di tengah lahan itu terdapat pohon besar yang rindang.

Di situ bisa dilihat, beberapa batu yang diduga merupakan batu nisan yang tidak bernama.

Menurut seorang warga Kelurahan Majapahit, La Ode Basarudin, tempat itu sering diziarahi sejumlah warga.

KOMPAS.com/DEFRIATNO NEKE Makam gajah mada dipercaya berada di Kelurahan Majapahit, Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan.
"Ada warga yang ke sini untuk sembahyang. Apalagi kalau hendak menanam atau memanen hasil pertanian, mereka pasti membawa sesuatu ke makam mahapatih ini," kata Basarudin.

Basarudin pun menuturkan kisah yang diceritakan secara turun-termurun di masyarakat setempat. Konon, Gajah Mada dan 40 pengikutnya datang ke Pulau Buton.

Mereka langsung masuk ke dalam hutan. Kedatangan mereka tidak diketahui masyarakat setempat.

Baru pada pagi harinya, warga desa sekitar melihat ada asap tebal muncul dari dalam hutan. Karena penasaran, warga pun mendatangi sumber asap.

Rupanya, Gajah Mada mengetahui kedatangan warga. Ia pun mengajak pengikutnya untuk masuk semakin jauh ke dalam hutan.

Di dalam hutan, tutur Basarudin, rombongan Gajah Mada menemukan sebuah perkampungan kecil.

"Mereka kemudian berunding, dan minta izin tinggal tak jauh dari kampung itu. Setelah diizinkan, mereka tinggal di atas bukit itu. Konon, Patih Gajah Mada mati bersama 40 pengawalnya di atas bukit itu," ujar Basarudin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com