Ayah dari Dokter yang Hilang di Yogya Minta Bareskrim Turun Tangan

Permintaan tersebut diungkapkan orang tua Rica, Suhardianto dan Aritinawati bersama kuasa hukum, Henry Yosodiningrat. Mereka mendatangi gedung Bareskrim Polri, Kamis (7/1/2015) siang.

"Kami ingin tim yang bergerak bukan hanya setingkat Polda DIY, tetapi dibantu Bareskrim," ujar Henry usai bertemu Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigjen (Pol) Carlo Brix Tewu.

"Bagaimana pun kami ingin kepastian tentang keberadaan Rica. Tingkat Polda diback-up Mabes Polri pasti akan lebih kuat, lebih cepat, dan lebih pasti," lanjut Henry.

(Baca: Polda DIY Sudah Deteksi Lokasi Mobil Penjemput Dokter Rica)

Ayah Rica, Suhardianto, berharap Mabes Polri memenuhi permintaan tersebut. Dia khawatir jika sang putri benar-benar seperti yang dikabarkan, yakni bergabung ke kelompok radikal.

"Padahal setahu saya dia tidak pernah ikut-ikut begitu. Kami kehilangan sekali, kok sampai sekarang belum ada kabarnya," ujar dia.

Rica hilang sejak 30 Desember 2015. Ia sempat berpamitan dengan suaminya Aditya Akbar Wicaksono sebelum akhirnya tidak dapat dihubungi. Rica menghilang bersama anak balitanya.

Dugaan bahwa Rica bergabung bersama kelompok radikal muncul lantaran sebelum menghilang, Rica sempat berpamitan kepada kedua orangtuanya untuk berjuang di jalan Allah. Pamitan itu disampaikannya melalui sepucuk surat.

(Baca: Dokter Dilaporkan Kabur dari Rumah, Bawa Anak dan Tinggalkan Surat Minta Maaf)

Namun, di dalam surat itu pula, Rica menyatakan bukan bergabung dengan ISIS.

"Dia menulis pergi bukan untuk bergabung dengan ISIS atau sejenisnya, itu janji dia. Lalu ditulis juga kepergiannya tidak untuk selamanya," ucap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda DIY Kombes Pol Hudit Wahyudi.

Informasi kepergian Rica bersama putranya itu juga menyebar di media sosial dan broadcast message.