Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita "Hydrocephalus", Bocah Hadiah Hanya Berbaring Sepanjang Hidupnya

Kompas.com - 04/01/2016, 13:10 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis

BANYUWANGI, KOMPAS.com — Hadiah Restu Angelia tidak bisa beraktivitas seperti anak seusianya. Dia menghabiskan waktu di atas tempat tidur atau di gendongan ibunya.

Bocah perempuan kelahiran 5 Desember 2010 tersebut menderita hydrocephalus sejak berusia 3 bulan.

"Saat itu badannya panas terus kepalanya membesar dengan cepat. Enggak sampai 6 jam sudah sebesar buah semangka," ujar Hartatik (29), ibu kandung Hadiah, Senin (4/1/2016).

Dia sempat dibawa ke dokter dan disarankan untuk operasi saat berusia 3 tahun dengan biaya sekitar Rp 50 juta.

Ristu Nur Hariyadi, ayah kandung Hadiah, pun memutuskan untuk bekerja di Bali sebagai buruh untuk mengumpulkan uang yang akan digunakan untuk operasi.

"Kalau uangnya dikumpulkan kan pasti cukup buat operasi sampai usianya 3 atau 4 tahun. Tapi, tidak sampai seminggu di Bali, suami saya pulang menjadi mayat. Meninggal di Bali," katanya sambil menangis.

Hadiah pun tinggal bersama ibunya beserta nenek dan kakeknya di lingkungan Krajan, Kelurahan Bulusan, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi.

Hartatik sendiri sehari-hari sibuk menjaga anaknya. Untuk biaya sehari-hari, dia mengandalkan Ponija (55), ibunya, yang berprofesi sebagai tukang pijat keliling.

Karena takut kehilangan anak perempuan satu-satunya, Hartatik sempat menolak membawa anaknya ke rumah sakit.

"Saya selama ini mengobatinya secara herbal. Saya takut Diah dioperasi. Nanti saya kehilangan Diah. Saya sudah kehilangan suami saya," katanya sambil terisak dan memeluk anaknya.

Kondisi kepala Hadiah semakin membesar dan terdapat beberapa luka kering di kepalanya. Kondisi kaki dan tangan Hadiah juga lemas tidak bisa bergerak secara normal.

"Selama ini, pengobatannya hanya dilakukan secara herbal. Selain takut, saya juga tidak punya biaya," tambahnya.

Sementara Juwono, dokter RSUD Blambangan Banyuwangi, menjelaskan, Hadiah harus segera diperiksa untuk penanganan lebih lanjut.

"Kami sudah menjadwalkan hari Selasa pasien dibawa ke rumah sakit bagian syarat. Tidak langsung dioperasi, dicek dulu. Kalaupun dioperasi, tidak harus dibawa ke Surabaya karena operasi bisa dilakukan di Banyuwangi," ujar Juwono saat menjenguk Hadiah.

Juwono mengaku sudah memberikan pengertian kepada ibu kandung Hadiah bahwa operasi merupakan salah satu upaya untuk menyelamatkan anaknya.

"Saya tahu secara psikologis ibunya takut kehilangan anaknya. Tadi juga kami jelaskan secara sederhana kepada keluarga jika operasi dilakukan untuk mengeluarkan cairan yang ada di kepala pasien," ungkap Juwono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com