Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tim Gabungan BOS dan BKSDA Kalteng Pindahkan 39 Orangutan dari Daerah Rawan

Kompas.com - 21/12/2015, 16:23 WIB
Kontributor Balikpapan, Dani J

Penulis


PALANGKARAYA, KOMPAS.com – Tim gabungan Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Kalimantan Tengah memindahkan 39 individu orangutan.

Mereka dipindahkan dari daerah Mangkutup ke hutan di sekitar Sungai Mantangai dan camp BOS di Bagantung, Kabupaten Kapuas pada 27 November-7 Desember 2015.

Puluhan orangutan itu terdiri atas 25 orangutan dewasa, 9 jantan dan 16 betina, sedangkan 14 lainnya adalah orangutan belia yang terdiri dari 10 jantan dan 4 betina.

“Ini merupakan misi penyelamatan orangutan skala besar yang dilakukan Yayasan BOS pasca-kebakaran hutan,” kata juru bicara BOS, Nico Hermanu, Senin (21/12/2015).

Pasca kebakaran, Yayasan BOS melakukan survey untuk menemukan jejak para orangutan yang berpindah lokasi.

Tim gabungan juga menemukan dua tengkorak orangutan di kawasan Sungai Mangkutup pada November lalu.

Temuan itu mengarahkan pada temuan sedikitnya 30 orangutan di sepanjang tepian Sungai Mangkutup sejauh.

Tim menduga, orangutan ini terpaksa keluar dari wilayah jangkauannya akibat kebakaran hutan bulan Oktober silam.

“Karena temuan itu, tim melaksanakan misi penyelamatan dari 27 November sampai 7 Desember 2015 lalu,” kata Nico.

Bersama BKSDA Kalimantan Tengah, tim BOS dalam Program Reintroduksi Orangutan di Nyaru Menteng dan program Konservasi Mawas menuju Sungai Mangkutup, yang juga wilayah kerja Mawas dan mengalami kebakaran pada Oktober lalu.

Tim yang dilengkapi dua orang dokter ini sukses menemukan dan memindahkan 39 individu orangutan dari kawasan rawan di Mangkutup.

Mereka memindahkan puluhan orangutan itu ke hutan di sekitar Sungai Mantangai dan camp BOS di Bagantung, Kapuas.

“Kami pilih lokasi ini karena ketersediaan pohon pakan yang dinilai cukup, serta keamanan dari pembalak liar yang banyak kami temukan di sepanjang Sungai Mangkutup,” kata Nico.

Selain temuan tengkorak orangutan, tim juga menemukan tiga bayi orangutan liar yang disita dari penduduk wilayah Mangkutup.

Penduduk setempat tidak memberi informasi jelas mengenai apa yang terjadi terhadap para induk orangutan itu.

Namun tim meyakini bayi orangutan itu terkait dengan kebakaran hutan. Para induk terpaksa keluar dari habitat mereka dan mendekati pemukiman penduduk.

Kondisi ini memunculkan potensi konflik dengan manusia dan bayi orangutan menjadi korban atau ‘tersandera’di pemukiman warga.

Jhanson Regalino, Manajer Program Konservasi Mawas menduga masih banyak lagi orangutan yang membutuhkan pertolongan.

“Karena kami belum sepenuhnya berhasil menyusuri seluruh daerah dalam wilayah konservasi Mawas yang sempat terbakar beberapa waktu lalu,” kata Jhanson.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com