Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bupati Hasto, Bangkitkan Kulonprogo dengan Batik "Geblek Renteng"

Kompas.com - 17/12/2015, 13:55 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo saat ditemui Kompas.com di rumah dinasnya, Rabu ( 16/12/2015) kemarin, juga bercerita tentang keberhasilannya mengangkat wilayah itu dengan batik.

Kini, batik geblek renteng khas Kulonprogo, menjadi salah satu kekayaan intelektual di kabupeten tersebut.

"Batik harus untuk seragam, di Kulonprogo ada 80.000 siswa. Lha, berapa milliar setiap siswa setiap tahun beli batik satu-satu," ucap Hasto saat ditemui Kompas.com di rumah dinasnya, Rabu (16/12/2015) kemarin.

Hasto pun membayangkan, alangkah indahnya ketika Kabupaten Kulonprogo bisa memproduksi batik sendiri. Terlebih banyak perajin batik di Kulonprogo yang biasanya memasarkan ke Kota Yogyakarta.

"Kita adakan lomba batik nasional. Juri kita ambil dari ISI dan pakar-pakar batik," ujar Hasto.

Pemenang dari lomba batik nasional itu adalah motif geblek renteng, yang adalah nama makanan di Kabupaten Kulonprogo. Geblek renteng merupakan motif orisinal dan sama sekali tidak mengambil atau menyadur motif batik lainnya.

"Sudah terdaftar di HAKI tahun 2013 lalu. Jadi tidak boleh memproduksi kecuali Kulonprogo," tegas dia.

Hasto menyampaikan, tidak perlu susah untuk memasarkan produk batik baru ini. Pasalnya, siswa di Kulonprogo ada sebanyak 80.000 dan batik geblek renteng menjadi seragam yang digunakan mengantikan motif batik sebelumnya.

"Saya pikir kalau pasarnya sudah ada bisnis itu tidak susah. Kita ada 80.000 siswa, kalau mau bela Kulonprogo beli produk asli Kulonprogo," tegas dia lagi.

Kini, setiap hari Kamis, pelajar dan seluruh PNS (pegawai negeri sipil) mengenakan seragam batik asli Kulonprogo, geblek renteng.  Pemasaran batik ini pun kini mencakup wilayah DIY dan bahkan luar pulau Jawa.

"Ini batik rakyat jelata yang tidak ada karismanya, tapi ada maknanya. Luar Jawa banyak, misalnya Kalimantan Barat kemarin beli sampai Rp 2 miliar," ujar dia.

Permintaan pasar yang besar, serentak membuat produksi para perajin batik di Kulonprogo meningkat tajam. Jika dulu sebulan setiap perajin rata-rata hanya mampu memproduksi 2.000 yard kain, kini menghabiskan hingga 40.000 yard.

"2.000 yard naik 40.000 yard, berapa ribu persen naiknya hayo? Sangat besar. Bahkan ada pembatik yang sampai bisa membangun show room," kata Hasto.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com