Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Kopi Gayo di Tanah Sendiri

Kompas.com - 14/12/2015, 07:41 WIB
Kontributor Takengon, Iwan Bahagia

Penulis

TAKENGON, KOMPAS.com - Keberadaan kopi asing yang beredar di dataran tinggi Gayo meliputi Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues, Aceh, mulai meresahkan masyarakat di dataran tinggi tersebut.

Nama kopi Gayo yang semakin mendunia dan terus mendapatkan harga yang lebih tinggi dibandingkan harga kopi dari daerah lain di Indonesia menjadi alasan sejumlah oknum pengusaha dari luar Aceh memasok kopi dari daerah lain ke wilayah tersebut.

"Dari uji cita rasa yang pernah kita lakukan, kopi yang bisa masuk kemari memang sudah bermasalah, kalau enggak bermasalah, enggak akan masuk kemari," kata Mahdi, Ketua Gayo Cupper Team, sebuah komunitas penguji cita rasa kopi Gayo, Minggu (13/12/2015).

"Untuk sesi ini pun, kita uji cita rasa, memang barangnya bermasalah, kalau enggak bermasalah kopi itu enggak masuk kemari, jadi rata-rata sudah pasti premier defects," kata Mahdi.

Dengan demikian, lanjut Mahdi, kopi asing tersebut tergolong kopi yang ditolak oleh pembeli luar negeri.

"Dari informan kita dapatkan kabar bahwa sebagian dari kopi itu memang kopi yang sudah di-reject oleh buyer luar negeri," ungkap pencicip cita rasa kopi bersertifikat tersebut.

Di samping itu, Mahdi mengatakan, secara umum kopi specialty atau kopi dengan pengolahan khusus dari seluruh dunia, termasuk Gayo dan jenis kopi lain di Indonesia, secara umum tidak bermasalah, namun tidak halnya dengan harga kopi di pasar komersial.

Menurut Mahdi, kebutuhan kopi di pasar komersial memiliki kuota yang lebih besar dibandingkan kopi Arabika specialty.

"Enggak semua kuota kopi Arabika kita bisa dipasarkan sebagai kopi specialty karena kuota kopi komersial itu mutlak cukup besar, di sinilah kartel itu bermain," ungkap dia.

"Angka konsumsi kopi dunia terus beranjak naik setiap tahun, sementara jumlah pasokan semakin rendah, permintaan kopi arabika Indonesia itu cukup besar, termasuk Kopi Mandailing Sumatera, proses blended sudah biasa terjadi di Sumatera untuk memenuhi kuota itu dan buyer sangat mengerti itu, mungkin tidak disampaikan," pungkas Mahdi.

Dia mengaku kecewa karena pemerintah Aceh Tengah maupun Bener Meriah belum memiliki regulasi untuk menghentikan upaya pencemaran nama baik kopi Gayo yang telah mendunia tersebut.

"Hari ini buyer sudah terlanjur percaya banget sama kita, kualitas kopi Gayo diakui, harga kopi kita di atas rata-rata mereka kasih. Jangan sampai itu rusak, jangka panjang permintaan kopi kita bisa menurun," tambah Mahdi.

Karena pemerintah tidak punya aturan jelas, tambah Mahdi, maka kopi luar dengan mudah bisa masuk ke Gayo. Namun menurut dia, akan beda cerita kalau kopi asing tersebut punya kualitas bagus.

"Publik baru ternganga saat terjadi penangkapan 27 ton kopi asal luar daerah, tetapi sebelum itu juga sudah terjadi, seperti tahun 2012, tetapi masih dalam bentuk gabah yang disuplai kemari dan baru tercium kembali baru-baru ini, padahal itu masih akan beredar di sini," papar Mahdi yang juga panelis kopi ini.

"Keresahan saya kian memuncak, saat saya melihat keberadaan kopi itu tercecer satu dua goni beberapa supplier kecil di pinggiran kota, kecamatan sampai kampung-kampung, target mereka adalah dioplos dengan kopi lokal yang baru dan kemudian dijual," kata dia.

Hal itu dilakukan untuk mengurangi kuantitas yang cukup besar karena banyak kopi asing yang menumpuk di suatu tempat. Dia menduga, hal ini sebagai upaya mengelabui supaya tidak terdeteksi publik agar kopi itu tidak terlalu tersorot jika terjadi pengoplosan yang dilakukan oleh pedagang kecil.

"Hari ini penyebarannya itu kalau di Takengon, Aceh Tengah, itu terjadi di sekitar Kecamatan Bies, Silihnara, Pegasing hingga Kecamatan Atu Lintang, sedangkan Bener Meriah itu sangat marak terjadi di Kecamatan Bukit dan Kecamatan Bandar," ucap Mahdi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com