Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bupati Bantaeng Berbagi Tips Pemerintah Daerah "Memanjakan" Masyarakat

Kompas.com - 12/12/2015, 17:33 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak hanya pasangan yang perlu dimanjakan, masyarakat sedianya juga harus dimanjakan oleh pemerintah dan pemimpin suatu daerah.

Hal itu diungkapkan oleh Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah yang hadir dalam acara Kompasianival 2015 di Gandaria City, Jakarta Selatan, Sabtu (12/12/2015).

Menjadi pembicara dengan topik "Indonesia Kota Juara" di salah satu sesi Kompasianival 2015, Nurdin menceritakan pengalamannya delapan tahun memimpin Kabupaten Bantaeng, sebuah daerah yang sebelumnya dikenal sebagai daerah tertinggal.

Saat awal masa kepemimpinannya, banyak hal yang memprihatinkan.

"Dulunya, Kabupaten Bantaeng itu daerah tertinggal, tahun 2008. Tingkat kematian anak saat ibu melahirkan tinggi, sering banjir, jalanannya, aduh. Daerahnya gersang. Banyak yang harus dikerjakan," kata Nurdin.

Saat itu, Nurdin berpikir, bagaimana bisa mengubah lingkungan di Bantaeng menjadi sebuah lingkungan yang sehat dan layak huni.

Pelan tapi pasti, beberapa program mulai digalakkan, salah satunya mengadakan ambulans keliling yang bisa langsung datang ke rumah warga hanya dengan menghubungi call center 113.

"Ada ambulans keliling itu, fasilitas di dalam ambulans sudah setara fasilitas di UGD. Responsnya 20 menit dari ditelepon, dokter dan perawat juga siap mengobati," tutur dia.

Program lainnya, yaitu membuat kolam renang standar olimpik yang dapat dijangkau oleh masyarakat dengan harga murah, yakni hanya Rp 1.000.

Nurdin mengandaikan, jika seorang anak dapat uang jajan Rp 5.000 dari orangtuanya, bisa lima kali berenang di tempat yang berkualitas tinggi setara dengan kolam renang di luar negeri.

Ada hal menarik dari latar belakang mengapa dibuat kolam renang tersebut. Dulu, Bantaeng masih sering dilanda banjir. Pengairan dan sistem drainase di sana belum berfungsi dengan baik.

Saking sudah terbiasa mengalami banjir, banyak warga, termasuk anak-anak, saat musim hujan sengaja mencari genangan air untuk berenang, bahkan mandi.

Kondisi yang tidak sehat itu disadari oleh Nurdin. Jika mengubah kebiasaan masyarakat yang sudah melekat tersebut, dirasa akan sulit. Maka, Nurdin berpikir untuk memperbaiki lingkungan dulu, dengan harapan perilaku warga yang tidak sehat bisa berubah nantinya.

Benar saja, saat Bantaeng dibenahi dan dibangun kolam renang, masyarakat jadi mengubah kebiasaan itu dengan sendirinya.

"Jangan selalu mengharuskan, tapi bagaimana membuat lingkungan mendukung sehingga mengubah perilaku masyarakat. Kalau musim hujan masih mandi dan berenang banjir-banjiran, berarti mereka butuh fasilitas yang lebih baik," ujar Nurdin.

Saat ini, Bantaeng menjadi salah satu kabupaten yang membanggakan di Indonesia. Berbagai perubahan sederhana, dengan mengubah tempat pembuangan sampah menjadi tempat wisata, membagi benih kepada masyarakat, dan mengupayakan warga Bantaeng hidup layak di tempatnya sendiri.

Bantaeng juga ditargetkan memiliki kawasan industri terpadu yang mulai disasar para investor.

Ke depannya, Bantaeng diharapkan tidak hanya memanjakan masyarakatnya, tetapi juga dapat menjadi percontohan bagi kota atau kabupaten lain yang jauh dari kota metropolitan di Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com