Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Pun Orangnya, TKI Wajib Dilindungi...

Kompas.com - 04/12/2015, 12:33 WIB
TASIKMALAYA, KOMPAS.com — Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) menyadari bahwa TKI memberikan kontribusi nyata bagi negara, keluarga, dan lingkungannya. Apa pun pekerjaannya, siapa pun orangnya, TKI wajib dilindungi.

"Apa pun dia, siapa pun dia, TKI wajib dilindungi. TKI telah memberikan kontribusi nyata untuk negara, keluarganya, dan juga lingkungannya," ujar Siti Mufatthah, anggota Komisi IX DPR, Kamis (3/12/2015).

Sebelumnya, pada diskusi bertema "Sosialisasi Pencegahan TKI Non Prosedural" di Gedung Ukhuwa Islamiah Jalan Raya Cipakat, Singaparna, Tasikmalaya, Senin (30/11/2015), Siti mengatakan bahwa bekerja ke luar negeri memiliki nilai positif dan negatif. Untuk itu, keinginan bekerja di luar negeri diiikuti dengan persiapan diri, terutama karena meninggalkan keluarga. Keberangkatan ke luar negeri pun harus dengan prosedur yang benar, bukan ilegal.

"Kalau ingin lewat agen, pakai agen resmi. Soal caranya, silakan tanyakan ke dinas tenaga kerja setempat. Itu perlu agar tidak mendapatkan masalah," katanya.

Dia juga menyarankan calon TKI untuk mencari pekerjaan sektor formal, seperti tenaga perawat, yang masih sangat dibutuhkan di Jepang.

"Jangan bekerja pada sektor informal. Saat ini, pekerjaan rumah tangga ke Negara Timur Tengah sudah distop oleh pemerintah," ujarnya.

Ihwal pola penempatan TKI yang sebenarnya, dia mengatakan bahwa hal itu telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004. UU itu saat ini sedang direvisi untuk diperkuat terkait unsur perlindungan.

"Undang-undang ini dibuat pada 2004, tetapi banyak masalah karena, pada saat membuatnya dulu, sangat terburu-buru sehingga tidak maksimal," ujarnya.

Siap segalanya

Sementara itu, Kepala Biro Keuangan dan Umum BNP2TKI Hasan Abdullah mengatakan bahwa BNP2TKI merupakan lembaga pemerintah nonkementerian yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dalam kebijakan penempatan dan perlindungan TKI. Tugas BNP2TKI antara lain memberikan informasi kepada masyarakat.

Dia menambahkan, keinginan seseorang untuk menjadi TKI dilatarbelakangi beberapa alasan. Pertama, pengangguran di Indonesia semakin meningkat. Kedua, angka kemiskinan meningkat.

Namun, pilihan bekerja ke luar negeri harus diikuti dengan persiapan mental untuk menghadapi segala kemungkinan dan risikonya. Calon TKI juga harus siap secara fisik, yaitu lolos dari cek medis kesehatan, dokumen yang disertai surat izin keluarga, dan lain-lain, agar terhindar dari masalah.

"Yang terakhir adalah siap dengan kompetensinya, dengan punya keahlian. Misalnya, siap menguasai bahasa. Tentu, semua itu adalah kesiapan yang menjadi dasar bagi TKI," paparnya.

Hasan mengatakan, sebelum berangkat, TKI harus melapor ke dinas tenaga kerja (disnaker) terdekat. Menurut dia, calon TKI bisa melapor ke Disnaker Tasikmalaya.

Calon TKI juga bisa melakukan registrasi dengan sistem online. Tujuannya untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat.

"Ada lima provinsi penyuplai TKI nonprosedural. Salah satunya di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Tasikmalaya. Hindari cara-cara penempatan TKI ilegal. Karenanya, kalau mau menjadi TKI, Anda harus terdaftar. Kalau tidak terdaftar, Anda akan kesulitan memperoleh perlindungan," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com