Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pastikan Keakuratan Data Pangan, BPS Kembali Gelar Survei

Kompas.com - 02/12/2015, 20:08 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Produksi Statistik BPS Adi Laksono menegaskan, data pangan yang beberapa waktu lalu dirilis merupakan tanggungjawab Badan Pusat Statistik (BPS).

Sebab, data itu merupakan hasil dari pendataan Badan Pusat Statistik (BPS).

"Cukup lama, sejak tahun 1973 kami (BPS) dengan Kementerian Pertanian bekerjasama dalam pendataan pangan khususnya beras," kata Adi dalam konferensi pers di Hotel Melia Purosani Yogyakarta, Rabu (2/12/2015).

Adi melanjutkan, beberapa waktu lalu memang Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data hasil produksi pangan.

Data-data itu dikumpulkan BPS dengan segala keterbatasan. Sehingga data yang dirilis tersebut merupakan data BPS.

"Kalau ada komentar apakah dari pengamat, yang mengatakan data yang dirilis dari BPS ini overestimate atau terlalu tinggi, itu data BPS dan tanggungjawab BPS," dia menegaskan.

Agus menampik anggapan jika data yang dirilis beberapa hari lalu seakan-akan diciptakan sebagai upaya untuk menambah anggaran.

"Itu sama sekali tidak benar," tandasnya.

Dia menjelaskan BPS dan Kementerian Pertanian sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghasilkan data yang akurat dan tepat.

Jika data tersebut salah maka seharusnya saat ini Indonesia sudah mengimpor beras.

"Menurut BMKG dampak El Nino tahun ini lebih besar dibandingkan tahun 1997 dan 1998. Di mana tahun itu Indonesia mengimpor beras 7,1 juta ton. Kalau tidak surplus harusnya tahun ini Indonesia mengimpor 9 juta ton," ujarnya.

Meski demikian, untuk menyakinkan apakah data itu overestimate atau tidak maka BPS melakukan upaya perbaikan dengan menggelar berbagai survei.

"Kita akan lakukan berbagai survei, namun tidak berdasarkan feeling. Survei ini untuk mengecek kembali," katanya.

Metode perbaikan lanjutnya dengan cara menghitung luas panen dan luas lahan agar lebih obyektif.

Metodenya, untuk survei luas lahan, BPS akan melakukan wawancara untuk mengetahui luasan lahan yang ditanami.

Lalu petugas BPS akan mengelilingi lahan dengan dilengkapi GPS.

"Koordinatnya ada di mana, luasnya berapa luasnya akan ketahuan. Sehingga ketahuan under atau overestimate," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com