Kesimpulan itu diambil setelah KPPU dan Dirjen Tanaman Pangan melakukan sidak di dua daerah itu. Bahkan, produksi beras di dua daerah tersebut masih cukup melimpah.
Srihadi, seorang pemilik pengilingan dan gudang beras di Desa Bowan, Kecamatan Delanggu, Klaten menjelaskan di wilayah yang berkelimpahan air maka produksi beras sangat bagus.
Namun di beberapa wilayah yang mengalami krisis air terjadi penurunan produksi meski tidak signifikan.
"Produksi rata-rata untuk November minimal lahan 2.000 meter persegi bisa menghasilkan 1,5 ton gabah kering untuk sekali panen," ujar Srihadi, Rabu (2/12/2015).
Dia mengungkapkan, sebagian besar petani di Kecamatan Delanggu tidak menjual beras mereka ke tengkulak.
Para petani memilih untuk menyimpan beras produksi mereka untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"Jarang yang menjual semuanya. Satu keluarga petani menyisihkan sekitar 1,5 kuintal untuk memenuhi kebutuhan sampai panen berikutnya," tambah Srihadi.
Sebagai pemilik gudang beras dan penggilingan padi, Srihadi memasarkan produksinya di Klaten, Solo dan Yogyakarta.
Selain menjual, Srihadi menyimpan 1-2 kuintal gabah kering sebagai persediaan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan