Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Magdalena dan Putrinya Berjuang Hidup Sehat meski Mengidap HIV

Kompas.com - 01/12/2015, 16:08 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — "Jadikan HIV/AIDS itu bagian dari hidup. HIV/AIDS bukan akhir dari hidup, melainkan menjadi awal hidup baru," kata Magdalena Diah Utami (38), ibu dua anak yang terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV).

Magdalena bercerita, semuanya berawal pada tahun 2007. Saat itu, petugas kesehatan menyarankan agar putri pertamanya, Se (8), menjalani tes HIV.

"Se sedang sakit, kan tahun itu mulai muncul HIV ke anak-anak. Petugas kesehatan inisiatif agar dites HIV," ujar Magdalena saat ditemui di rumahnya, di Suryodiningratan Mj 2, Nomor 782, Kota Yogyakarta, Senin (30/11/2015).

Hasil dari tes itu sangat mengejutkan Magdalena.

"Se terinfeksi HIV dari ibu (Magdalena). Saya terkejut dan kaget. Se terinfeksi HIV sudah stadium empat," katanya.

Magdalena mengungkapkan, karena sudah stadium empat, sistem kekebalan tubuh putri pertamanya itu pun menjadi lemah. Akibatnya, muncul beberapa penyakit, seperti diare kronis, sariawan, TBC, hingga kelenjar getah bening dan mengalami gizi buruk.

"Kurus sekali. Kalau kata kader posyandu sudah gizi buruk," tuturnya.

Sebagai seorang ibu single parent, Magdalena mengaku tak bisa berbuat banyak akan apa yang dialami putrinya. Pasalnya, saat itu, dia buta akan informasi soal HIV.

"Tahun 2008, Desember, saya masih ingat menggendong Se dengan kondisinya sekarat ke gereja. Saya pasrah dan percaya apa pun yang terjadi kepada Tuhan," ujarnya.

Justru dengan keyakinannya itu, Magdalena membulatkan tekadnya untuk mencari solusi akan apa yang dialami putrinya itu. Usahanya tak sia-sia. Lewat Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta, dia lantas disarankan untuk mendatangi Dukungan Sebaya, sebuah kelompok dukungan untuk ODHA.

Bisa hidup sehat

Magdalena lalu mengikuti program-program pendampingan dari kelompok dukungan untuk ODHA. Lewat pendampingan inilah, Magdalena mampu menerima HIV menjadi bagian dari hidupnya. Ia pun semakin mendapatkan kembali motivasi hidup.

Tak hanya itu, lewat Dukungan Sebaya itulah, dia akhirnya mendapat informasi cara merawat anak terinfeksi, termasuk fakta bahwa sebenarnya seorang yang terinfeksi HIV itu dapat hidup sehat.

"Diberi tahu kalau ada obat anti-retroviral ARV. Itu untuk mengendalikan dan menghambat replikasi HIV," tuturnya.

Dua kali dalam sehari, lanjutnya, dia dan putrinya selalu meminum ARV. Lewat pola hidup sehat, bersih, dan rajin meminum ARV, kondisi Se membaik dan dapat beraktivitas normal.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com