Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunitas "Kiwir", Kumpulan Pria Pacar Pekerja Seks Berperan Atasi HIV/AIDS

Kompas.com - 01/12/2015, 07:19 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis


KEDIRI, KOMPAS.com — Wanita pekerja seks komersial (PSK) termasuk kategori kelompok rentan dalam rantai risiko tinggi penularan penyakit Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang disebabkan virus Human Immunodeficiency Virus (HIV).

Namun, pencegahan dan penanggulangan penyakit yang belum ada obatnya itu tidak bisa hanya dibebankan kepada para PSK itu. Harus ada pelibatan para pihak dari lingkungan terdekatnya.

Salah satunya melalui pasangan intim (pacar) dari PSK tersebut. Di Kediri, Jawa Timur, ada istilah "kiwir".

Kurang jelas asal muasal kata itu ataupun artinya. Namun, istilah itu merujuk pada seorang pria yang mempunyai hubungan khusus dengan PSK.

Bukan pelanggan, juga bukan mucikari. Lebih pada pasangan hidup, tetapi tidak resmi.

Hubungan itu tidak sekadar soal materi, tetapi kerap pada kecocokan hati. Perasaan nyaman dan aman itulah yang menjadi pijakan bagi mereka untuk saling berhimpun seperti layaknya relasi suami istri, meski tanpa ikatan pasti.

Keberadaan kiwir ini mempunyai sumbangsih besar dalam penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS di kalangan wanita penjaja seksual sebagai kelompok rentan penularan, ataupun bagi kelompok kiwir itu sendiri.

"Kiwir itu juga peduli AIDS. Secara rutin mereka periksa kesehatan bersama pasangannya. Kalau enggak peduli, mana mungkin mereka mau periksa kesehatan," ujar mantan kiwir yang kini menjadi tokoh di sebuah lokasi pelacuran yang ada di Kabupaten Kediri, Senin (30/11/2015) kemarin.

Jumlah kiwir tergolong banyak. Di Kabupaten Kediri, kiwir  mempunyai wadah mengaktualisasikan diri, yaitu dalam sebuah komunitas.

Wadah itu menjadi kawah menempa diri bagi sesama kiwir  untuk peningkatan wawasan perihal kesehatan hingga soal tanggung jawab.

Keberadaan komunitas kiwir itu tidak lepas dari campur tangan SuAR, sebuah lembaga swadaya masyarakat di Kediri yang menaruh perhatian di bidang HIV/AIDS.

Lembaga ini memprakarsai penanggulangan HIV/AIDS dengan cara mengorganisasi komunitas-komunitas kelompok rentan sejak tahun 2007 silam.

Selain komunitas kiwir, ada juga kelompok kerja (pokja) se-Kediri Raya yang beranggotakan para mucikari dari semua lokasi pelacuran yang ada di Kediri, Rumah Sehat Plus bagi PSK dan orang dengan HIV/AIDS (ODHA), Perempuan Pekerja Mandiri, serta Dering dari kelompok gay.

"Fungsi pengorganisasian itu lebih pada distribusi peran. Menempatkan komunitas mereka sebagai subyek dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS itu sendiri," ujar Koordinator SuAR, Sanusi.

Selain fungsi tersebut, Sanusi menambahkan, komunitas itu juga sebagai wahana membangun daya nalar dan tempat perubahan perilaku bagi anggotanya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com