Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Populer, Kebun Bunga Amarylis Dibuat Bukan untuk Tujuan Wisata

Kompas.com - 28/11/2015, 20:36 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com - Kebun bunga Amarylis di Desa Salam Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul sontak ramai dikunjungi setelah diunggah di media sosial.

Bahkan selama sepekan terakhir setiap hari sedikitnya 1.500 orang datang untuk melihat dan berfoto di tempat itu.

Namun, meski banyak dikunjungi, Sukadi pemilik pekarangan yang ditumbuhi bunga Amarylis menegaskan taman miliknya itu tidak dibuat untuk tujuan wisata.

"Sehari bisa 1.500-an orang datang. Ya terkejut, ini kan saya tanam tujuannya bukan untuk wisata," ucap Sukadi saat ditemui Kompas.com, Sabtu (28/11/2015).

Sukadi menuturkan, bunga Amarylis selama ini dianggap sebagai hama bagi petani. Sehingga sering dicabut lalu dibakar.

"Dianggap hama, tapi saya lihat warna bunganya bagus. Lalu saya ambil bibitnya untuk ditanam," kata Sukadi.

Dia kemudian mengorbankan pekarangan di sekitar rumahnya untuk menanam bunga Amarylis. Bahkan, sawah yang dulu ditanami kacang juga diganti dengan tanaman Amarylis.

"2006 saya mulai menanam. Luas pekarangan yang saya gunakan sekitar 2.300 meter," tandasnya.

Menurut Sukadi, dia menanam bunga Amarylis karena berharap bunga yang dianggap hama ini tidak punah.

Sehingga anak cucu masih mengetahui jika ada bunga bernama Amarylis di Gunung Kidul.

"Biar lestari tidak punah. Pak lurah juga sudah mematenkan namanya menjadi Puspat (Puspa Patuk)," tegasnya.

Meski tidak untuk wisata, Sukadi mengaku bersyukur banyak yang suka dengan tanaman yang berbunga hanya di musim hujan ini.

Baik hanya melihat ataupun membeli bibitnya untuk ditanam di rumah.

"Sekarang banyak yang suka. Saya bersyukur dan terkejut banyak yang datang ke sini," ujarnya.

Usai diunggah di media sosial, taman bunga Amarylis di Desa Salam, Kecamatan Patuk Gunung Kidul menjadi pusat perhatian masyarakat.

Setiap hari banyak masyarakat terutama kaum muda datang untuk melihat dan berfoto. Namun disayangkan, beberapa pengunjung tak berhati-hati seinggan merusaknya bunga yang bercorak indah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com