Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Kebun Bunga "Amaryllis" yang Sedang Jadi Pembicaraan

Kompas.com - 27/11/2015, 20:21 WIB

KOMPAS.com — Ada pemandangan menarik di seputaran jalan raya Gunung Kidul-Yogyakarta, tepatnya di Desa Salam, Kecamatan Patuk, Gunung Kidul, DI Yogyakarta.

Di pinggir jalan itu tumbuh hamparan bunga berwarna oranye yang indah dipandang mata. Ada yang menyebut bunga-bunga yang bernama amaryllis itu sebagai bunga lili hujan, bunga bakung, atau bunga bawang.

Beberapa sumber menyebutkan, bunga itu memang tumbuh lebih banyak pada musim hujan dibandingkan pada hari biasa sehingga disebut lili hujan.

Bunga yang umumnya tumbuh pada waktu tertentu menjelang musim hujan itu jadi daya tarik bagi pengendara yang melintas di kawasan itu. 

"Memang saat seperti ini banyak yang berhenti untuk sekadar foto. Pada hari biasa memang tidak ada," kata Fauzi, warga Kepek, Gunung Kidul, saat ditemui beberapa hari lalu.

Sebagian dari pengguna jalan berhenti untuk mengabadikan diri bersama hamparan bunga. Ada yang berfoto sendiri alias selfie, berdua pasangan, atau berkelompok. 

Hasilnya mirip foto di kebun bunga luar negeri, bak di kebun bunga Keukenhof, Belanda, walaupun ini hanya satu jenis bunga. Foto-foto itu pun menyebar luas dan jadi pembicaraan di media sosial, seperti Facebook dan Twitter, ataupun aplikasi chat seperti Whatsapp.

Pada musim penghujan seperti saat ini, keindahan bunga itu juga dimanfaatkan oleh warga setempat untuk menambah penghasilan dengan menjualnya di tepi jalan.

Terlebih lagi, jalur itu jadi jalan utama bagi wisatawan dari luar Gunung Kidul untuk menuju tempat wisata pantai di Gunung Kidul.

Hamparan kebun bunga amaryllis di Patuk ditanam oleh warga bernama Wartini di lahan seluas 2.000 meter persegi. Ia harus menebar bebih 2 ton untuk menciptakan kebun bunga yang indah tersebut. (Baca: Jangan Lewatkan Hamparan Amaryllis yang Cuma Bisa Dinikmati Setahun Sekali)

Menurut Flowers.org.uk, bunga lili tumbuh di berbagai negara dan memiliki banyak jenis.

Pada dasarnya, bunga lili memiliki ciri-ciri yang sama dengan daun dan bunga yang menyerupai terompet. Mereka seperti merunduk.

Saat mekar, spesies itu memiliki bau yang harum, memiliki tinggi 30 cm-120 cm. Beberapa jenis lain bisa tumbuh lebih tinggi.

Habitat tiap spesies juga berbeda di berbagai negara. Misalnya, spesies Monadelphum lilium dan Lilium pyrenaicum berasal dari negara-negara Eropa, seperti Turki dan Spanyol.

Jenisnya juga berbeda. Yang terkenal adalah lili putih Lilium candidum atau Madonna lily dan lili Paskah  (bakung Paskah), yang berasal di Taiwan serta memiliki cluster bunga berbentuk terompet dan daun mengkilap.

Menurut sumber, lili dengan jenis tertentu dikenal manusia selama ribuan tahun, dibudidayakan untuk membuat salep obat, dan dipopulerkan oleh orang Yunani dan Romawi.

Nama lili berasal dari kata Yunani, "leiron", yang mengacu pada lili Madonna putih yang diyakini telah tumbuh dari susu Dewi Hera.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com