Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Pasien yang Terakhir Kali Dibantu Melahirkan oleh Bidan Anik

Kompas.com - 27/11/2015, 13:16 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

LANDAK, KOMPAS.com — Bayi merah berusia tujuh hari itu berbalut kain dari ujung kaki hingga ke leher. Livian, nama bayi laki-laki itu. Bayi itu terlihat sehat. Matanya kerap mengarah ke wajah ibunya.

Livian adalah bayi yang terakhir ditolong oleh bidan Anik dalam persalinan Ajijul, ibu Livian.

Keluarga Ajijul pun tak menyangka ada kabar duka tentang meninggalnya bidan yang menolong persalinan anak keempat Ajijul itu.

"Kesal rasanya mendengar berita dia meninggal habis menolong kami," ujar Iyat, abang kandung Ajijul, kepada Kompas.com, Kamis (26/11/2015).

Iyat ditemui di rumahnya di Dusun Betung, Desa Tembawang Bale, Kecamatan Banyuke Hulu, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.

Iyat pertama kali mendatangi rumah bidan Anik di Kompleks Polsek Manyuke, tempat suami Anik bertugas sebagai polisi.

Sebelum menemui bidan Anik, Iyat sempat menghubungi bidan lainnya. Namun, lantaran sedang piket, bidan tersebut merekomendasikan Anik.

"Saya datang ke rumahnya sekitar pukul tujuh malam. Dia suruh saya pulang duluan. 'Nanti aku nyusul sama suami aku. Kalian pulang jak duluan'," ujar Iyat menirukan ucapan Anik.

Tidak sedikit pun ungkapan penolakan terlontar dari mulut Anik malam itu. Padahal, saat itu dia baru saja pulang seusai membantu persalinan pasien lain di dusun yang sama dengan Ajijul.

"Nanti kalau aku sanggup aku tangani," kata Iyat kembali menirukan ucapan Anik.

Sekitar pukul 20.00, kata Iyat, Anik datang diantar oleh suami beserta anaknya menggunakan mobil pribadi.

Proses persalinan berlangsung sejak Kamis (19/11/2014) pukul 21.00 hingga pukul 00.30 Jumat (20/11/2015) dini hari.

Tidak ada hambatan. Proses persalinan pun berjalan dengan lancar. Livian lahir dalam keadaan selamat dengan bobot tubuh 2,3 kilogram.

Ajijul mengatakan, seusai melahirkan, dia sempat diberi obat. Anik pun berjanji untuk datang lagi keesokan harinya.

"Kalau aku besok masuk kerja, aku singgah nyuntik Mbak, kalaupun ndak sorenya," kata Ajijul menirukan ucapan bidan Anik.

Saat itu, kata Ajijul, dia tidak melihat tanda-tanda jika Anik kesakitan. Sekitar pukul 01.00 dini hari, bidan itu pun pamit dan kembali ke rumah.

Senada dengan Ajijul, suaminya pun mengungkapkan hal yang sama. "Ditunggu seharian, tetapi ndak ada kabar. Sekalinya dapat kabar sekitar pukul enam sore sudah mau maghrib dengar kabar dia meninggal," ujar Andip, suami Ajijul.

Bagi Ajijul dan keluarganya, bidan Anik dikenal suka menolong orang. Bahkan, anak-anak mereka jika merasa tidak enak badan selalu meminta obat dengan bidan Anik.

"Kalau dibanding bidan yang lain, ibu Anik ini paling mudah dipanggil, paling ringan tangan, paling suka menolong orang. Anak-anak di sini pun kalau rasa ndak enak badan minta obat sama dia," kata Andip.

Diberitakan sebelumnya, bidan asal Semarang tersebut meninggal dunia seusai menolong pasien di pedalaman Kalimantan Barat. Kabar meninggalnya bidan Anik beredar melalui akun Facebook oleh sejumlah dokter pada Selasa (24/11/2015).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com