Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

41 Anak Tewas karena Penyakit Misterius di Papua

Kompas.com - 27/11/2015, 07:07 WIB
Kontributor Jayapura, Alfian Kartono

Penulis

JAYAPURA, KOMPAS.com – Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengirim tim ke Distrik Mbua, Kabupaten Nduga menyusul laporan 41 anak meninggal dunia akibat penyakit misterius dalam tiga pekan terakhir di bulan November.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Drg Aloysius Giay kepada wartawan di Jayapura mengatakan tim yang dikirim tersebut dipimpin Kepala Seksi Wabah dan Bencana Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Yamamoto Sasarari didampingi sejumlah dokter, perawat, tenaga laboratorium dan tenaga surveilens.

Menurut Aloysius, kasus kematian puluhan anak di Kabupaten Nduga baru ia ketahui tiga hari lalu dan saat menanyakan kepada Bupati Kabupaten Nduga, Yairus Gwijangge pun mengaku belum mendapat laporan kejadian ini.

"Tim ini akan mencari tahu penyebab kematian anak dan mencari solusinya. Kita tak bisa menduga-duga penyebab kematian anak itu dan harus turun langsung ke lapangan," ungkap Aloysius di Abepura, Jayapura, Kamis (26/11/2015).

Kasus ini pertama kali mencuat setelah Kepala Distrik Mbua, Erias Gwijangge melaporkan kematian puluhan anak di beberapa kampung di Distrik Mbua.

Menurut laporan dari kepala kampung yang diterima Erias, penyakit misterius ini sangat mematikan karena setelah terserang penyakit tak butuh waktu lama korban meninggal dunia.

"Hanya sakit sebentar, tidak lama langsung meninggal," ungkap Erias Gwijangge melalui telepon selulernya.

Menurut dia, sebelum kejadian ini, di Distrik Mbua juga terjadi kematian tiba-tiba hewan ternak milik warga.

Namun ia tidak mengetahui apakah ada kaitan dengan wabah yang menyebabkan kematian puluhan anak dan apakah kejadian ini berkaitan dengan perubahan cuaca yang semula kemarau panjang berganti musim hujan sejak beberapa pekan terakhir.

Kasus kematian puluhan anak ini juga diungkapkan Yan Hubi, petugas Puskesmas Kota Wamena yang sempat mendatangi beberapa kampung di Distrik Mbua menyusul laporan penyakit misterius yang menyerang warga setempat.

Bersama tim dokter dari Wamena, sejak dua pekan lalu mereka memberikan pelayanan kesehatan dan mengambil sampel darah warga yang terserang penyakit misterius di Distrik Mbua.

Awalnya, Yan menduga penyakit misterius itu malaria, karena ciri-ciri yang korban yang meninggal sama seperti kejadian tahun 1998 lalu ratusan orang meninggal karena wabah malaria.

Saat itu ia juga terlibat dalam pengambilan sampel darah dari para warga yang terserang penyakit.

"Ciri-ciri penyakit misterius sama persis saat itu, awalnya demam tinggi, disertai buang-buang air (mencret). Namun dari hasil pemeriksaan darah di Laboratorium Dinas Kesehatan di Wamena, hasilnya negatif malaria," ungkap Yan.

Minim tenaga medis

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com