Salah satunya tuduhan terhadap Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang dinilai kerap mengganti salam Islam "assalaamualaikum" dengan salam Sunda sampurasun. Padahal, menurut Rizieq, adat jangan digunakan untuk mengganti syariat.
Menanggapi berbagai tudingan di media sosial, Dedi menyikapinya dengan santai.
Dedi menjelaskan, keislaman dan kesundaan adalah nilai imanensi dan transendensi yang mampu menata perilaku hidup manusia yang sempurna.
Karena itu, assalamualikum dan sampurasun bukanlah kalimat yang mesti dipertentangkan karena dimensinya berbeda.
Kedua ucapan itu semestinya dipertautkan sehingga membentuk karakter universalitas dan unsur lokal.
"Selama ini, saya selalu berucap assalamualaikum, dilanjutkan dengan sampurasun dalam berbagai kesempatan," ujarnya.
Untuk itu, tuduhan yang mengatakan menggantikan assalamualaikum dengan sampurasun tidak mendasar.
Bagi yang tidak percaya atau meragukan, ia mempersilakan untuk datang ke bagian Humas Purwakarta. "Semua pidato saya terekam dengan baik dan tersimpan di arsip (bagian) Humas sehingga siapa pun dapat mengaksesnya," tutur dia.
Dalam berita sebelumnya, Rizieq Syihab dilaporkan sejumlah tokoh Sunda dan ormas ke Polda Jabar akibat memelesetkan salam Sunda itu.
Para tokoh tersebut menuntut Rizieq meminta maaf. Pasca-pelaporan tersebut, perdebatan pun muncul. Salah satu tudingan yang lahir adalah Bupati Purwakarta mengganti salam Islam dengan sampurasun.