Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gepeng, Guru Akuntansi yang Jatuh Cinta pada Seni

Kompas.com - 26/11/2015, 07:00 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Tri Setyo Nugroho, seorang guru swasta di SMK 17 Kota Magelang, tidak pernah lelah membangun semangat tentang seni dan budaya kepada anak didiknya.

Meski dengan segala keterbatasan baik materi maupun fasilitas dari negara, guru muda yang akrab dipanggil Gepeng Nugroho itu cukup dikenal masyarakat seni di Kota Magelang dan sekitarnya berkat karya-karyanya yang selalu membuat takjub, mulai dari karya lukis, tari, drama sampai teater yang menjadi andalannya.

Gepeng tidak hanya menjadi pemeran utama. Dari tangan dinginnya, dia berhasil membangun kelompok teater yang cukup diperhitungkan di Kota Sejuta Bunga ini.

Kelompok teater yang diberi nama Teater Bias 17 itu tidak lain beranggotakan siswa-siswa SMK 17 Kota Magelang.

"Motivasi saya sederhana, saya ingin menyinergikan kecintaan seni dan budaya dalam diri saya kepada anak didik saya," ujar Gepeng saat ditemui di sekolahnya, Rabu (25/11/2015).

Pria kelahiran Magelang 14 Desember 1981 silam itu mengaku bahwa cita-citanya semula bukanlah menjadi guru, apalagi guru yang mengajar seni dan budaya.

Meski menyukai dunia seni sejak di bangku SMA, ia justru mengambil jurusan akuntansi di Universitas Muhammadiyah Magelang. Namun dunia seni ternyata tidak bisa dipisahkan dari dirinya.

Selepas kuliah, dia justru sibuk berkarya seni sampai pada tahun 2006 dia diminta pihak SMK 17 Kota Magelang untuk mengajar.

"Saya ambil tawaran itu, lalu saya ambil kuliah lagi di bidang keguruan (akta IV), seharusnya saya mengajar mata pelajaran Akuntansi tapi hati saya sudah terlanjur menikmati seni dan budaya," ucap pria asal Dusun Dawung, Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, itu sambil tersenyum.

Gepeng mengatakan, visi misinya 'nyemplung' di dunia pendidikan, terutama di SMK swasta, karena ingin membuktikan bahwa siswa yang memiliki aktivitas seni maupun organisasi tidak kalah berprestasi dengan siswa yang unggul di bidang akademik.

"Sekolah kami adalah sekolah yang input-nya dari berbagai macam latar belakang, baik ekonomi apalagi prestasi akademik. Kalau mengandalkan akademik jujur kami kurang, oleh sebab itu kami mencoba menyeimbangkan antara otak kanan dan kiri dengan berbagai kegiatan seni, olahraga dan organisasi. Hasilnya ternyata bagus, siswa justru lebih termotivasi dan percaya diri untuk belajar," papar suami dari Bunga Rimawati itu.

Berkat keuletannya, kelompok atau komunitas seninya sering diundang untuk pentas baik di tingkat lokal, provinsi hingga nasional.

Selain di sekolah, dia juga menggerakkan seni dan budaya di lingkungan rumahnya.

Sederet prestasi juga kerap ditorehkan bersama anak didiknya, mulai dari aktor teater terbaik se-Jawa Tengah 2015 sampai Produksi Film Terbaik se-Jawa Tengah 2015.

Gaji

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com