Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Etyk, Kepala Sekolah Termuda di Yogya yang Lulus S-2 "Cum Laude"

Kompas.com - 25/11/2015, 15:22 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Etyk Nurhayati terlihat seperti guru-guru pada umumnya. Namun, siapa sangka bahwa ibu tiga anak ini adalah Kepala Sekolah Termuda se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Tak hanya termuda, Etyk juga menjadi juara pertama guru teladan nasional MTsN yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama RI.

Lahir di Klaten, Jawa Tengah, 30 September 1980, Etyk Nurhayati sudah tak asing lagi dengan guru. Sebab, hampir sebagian besar keluarganya berprofesi sebagai guru.

"Ibu saya punya TK, jadi kalau ibu tidak mengajar saya yang ngisi. Saya sudah akrab dengan kehidupan guru sejak dulu," ucap Etyk, Rabu (25/11/2015).

Seusai tamat SMA, Etyk lantas melanjutkan dengan masuk di Jurusan Pendidikan Matematika Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.

Tak puas hanya S-1, dia lalu melanjutkan pendidikan S-2 Penelitian dan Evaluasi Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

"Saya mengajar di MTsN Sleman Kota dan lanjut S-2 di UNY. Alhamdulillah jadi wisudawan terbaik dan cum laude," ucapnya.

Selama mengajar, dia mengaku terus berkarya menghasilkan penelitian. Ia juga telah melahirkan dua buku.

"17 Oktober 2015 lalu saya meraih juara pertama guru teladan tingkat nasional yang digelar Kemenag," tutur dia.

Dari keaktifannya menghasilkan karya penelitian dan prestasinya selama mengajar, Etyk Nurhayati bersama 40 guru MTsN se-DIY mengikuti assessment yang diselenggarakan oleh Kemenag.

Dalam tes yang digelar pada 22 Agustus 2015 itu, dia dinyatakan lolos bersama tiga guru lainnya.

"Dari 40, hanya empat yang lolos. Tiga orang langsung diangkat menjadi kepala sekolah, termasuk saya," tandas dia.

Pada 9 September 2015, Etyk Nurhayati dilantik secara resmi menjadi kepala sekolah pada usianya ke-35 tahun.

"Kepala sekolah termuda dan saya ditempatkan di MTs Negeri Piyungan Bantul ini," ujar dia.

Diakuinya, secara psikologis memang tidak mudah memimpin satu sekolah yang usia guru-gurunya jauh lebih tua. Namun, baginya, itu merupakan tantangan dan harus dihadapi.

"Saya mengutamakan kebersamaan dan kekeluargaan. Kalau sudah namanya keluarga pasti akan saling bantu dan komunikasi terjalin dengan baik," tegas dia.

Dalam mengajar, Etyk Nurhayati mempunyai metode tersendiri, yakni mengajar dengan hati bukan dengan lidah. Mengajar dengan hati menciptakan situasi agar siswa bisa nyaman dan senang.

Ketika siswa merasa nyaman dan senang, maka pelajaran sesulit apa pun akan mudah diterima. "Tidak ada siswa yang bodoh yang ada adalah siswa yang tidak punya kesempatan diajar oleh guru yang kreatif dengan metode yang tepat," kata Etyk.

Buka les gratis
Selain mengajar di sekolah, Etyk juga membuka les gratis untuk anak-anak di lingkungan rumahnya Jalan Cebongan, Ketingan, Sleman. "Saya memang membuka les gratis untuk anak-anak di rumah," ujar dia.

Ide membuka les gratis ini berawal dari keinginannya membantu anak-anak di kampungnya dalam hal belajar.

Meski dia adalah guru Matematika, dia tetap menerima ketika ada anak yang kesulitan dalam pelajaran Bahasa Inggris maupun Bahasa Indonesia.

"Saya ingin berbuat sesuatu untuk kampung. Yang saya punya hanya ilmu, ya sudah buka les gratis," tegasnya.

Namun, seusai menjabat sebagai kepala sekolah, untuk sementara les vakum. Pasalnya, ia sampai sore di sekolah untuk memberikan pelajaran tambahan. "Mungkin kalau sudah ada waktu lagi, saya akan lanjutkan lagi," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com