Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaji Rp 200.000 Per Bulan, Ibu Guru Juga Jadi Tukang Ojek dan Buruh Setrika

Kompas.com - 25/11/2015, 13:22 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis

SRAGEN, KOMPAS.com — Marriyatun (44) sibuk mempersiapkan materi pelajaran Matematika untuk para siswanya di SD Srimulya II, Sragen, Jawa Tengah.

Dia mulai menekuni profesi ini sejak tahun 1989 di Kota Lampung, Sumatera Selatan. Namun, hingga sekarang, getir justru mewarnai kehidupannya dalam menjalani pilihan hidup ini.

Sebagai guru wiyata bakti atau honorer sampai saat ini, Marriyatun hanya mendapat honor Rp 200.000 setiap bulan untuk menghidupi keluarganya.

Berulang kali pula dia menjajal peruntungan untuk menjadi PNS, tetapi selalu gagal. Bahkan, dia mengaku diminta membayar uang sebesar Rp 80 juta agar urusan menjadi PNS lancar.

"Saya masih berharap menjadi PNS, Mas. Namun, ya itu, semua cara sudah saya lakukan. Setiap tes selalu saya coba, tetapi gagal. Bahkan, pernah saya diminta bayar Rp 80 juta agar lolos menjadi pegawai negeri sipil. Saya hanya bisa sedih dan kaget. Saya tidak punya apa-apa, mau bayar pakai apa?" katanya.

Marriyatun saat ini hidup hanya bersama putranya, Maulana Rizku Abdullah, Desa Srimulya, Gondang, Sragen, Jawa Tengah. Sang suami sudah meninggalkan dirinya tanpa kejelasan apa pun sejak tahun 2006.

Menurut Marriyatun, gaji Rp 200.000 tidak pernah cukup untuk menghidupi kehidupannya berdua. Dia pun mengambil pekerjaan sampingan menjadi tukang ojek dan buruh setrika usai mengajar di sekolah.

"Ojek sama setrika tidak tentu Mas pengasilannya, kadang sedikit kadang banyak, tetapi yang penting halal dan tidak mencuri," katanya.

Pekerjaan sebagai tukang ojek sudah dilakukannya sejak tahun 2000. Dia pun kadang mengajak putra tunggalnya untuk mengantar tamu, apalagi tujuannya jauh dari rumah Marriyatun.

"Kalau pas nganter orang jaraknya jauh, ya saya ajak. Dia takut kalau sendirian di rumah," katanya.

Marriyatun berharap, kepedulian pemerintah terhadap nasib dirinya dan rekannya yang masih menjalani status wiyata bakti. Kebutuhan hidup yang semakin tinggi membuat banyak guru honorer kalang kabut dan tertekan.

Dia mengaku berjanji pada diri sendiri, apabila lolos menjadi PNS suatu saat nanti, dia akan membantu salah satu siswanya yang kurang mampu dan juga anak yatim.

"Saya punya nazar karena saya punya siswa yang yatim dan dari keluarga tidak mampu. Kadang saat waktunya bayar sekolah, saya tidak tega untuk menagih. Saya kalau diterima PNS mau bantu biaya sekolah dia," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com