Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditemukan, Tempat Pijat dan Karaoke Usai Penambang Liar Tinggalkan Gunung Botak

Kompas.com - 15/11/2015, 23:07 WIB
Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Penulis

NAMLEA, KOMPAS.com - Kawasan tambang Gunung Botak di Desa Wamsait Pulau Buru Maluku yang selama ini ramai dengan aktivitas penambangan illegal seketika sepi.

Hal itu setelah aparat gabungan TNI/Polri mengosongkan kawasan tersebut sejak Sabtu kemarin.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di kawasan penambangan Gunung Botak, Minggu (15/11/2015), tak ada lagi satu pun penambang yang ada di kawasan tersebut, para penambang telah turun sejak pagi sambil membawa barang-barang mereka.

Di areal tambang Gunung Botak kini hanya tersisa tiga pos pengamanan dari Brimob dan TNI.

Setelah ditinggal pergi ribuan penambang, aparat langsung membakar tenda-tenda yang selama ini dijadikan tempat tinggal dan tempat usaha seperti rumah makan, warung kopi, tempat pijat dan karoke yang ada di kawasan itu.

Jumlah tenda yang dibakar mencapai ribuan buah, sementara ribuan tenda lainnya masih berdiri namun dalam keadaan kosong karena sudah ditinggal penghunnya.

Di kaki Gunung Botak yang tidak kalah ramainya aparat gabungan juga membongkar dan membakar ratusan tenda dan tempat pengolahan emas milik penambang ilegal.

Hingga Minggu sore tadi warga masih mengemas barang-barang mereka untuk meninggalkan kawasan tersebut.

Pembakaran ribuan tenda dan tempat pengolahan emas para penambang ilegal ini membuat asap pekat langsung membumbung diudara hinga menyelimuti langit diatas kawasan Gunung Botak dan sekitarnya.

Ardin salah seorang penambang asal Sulawesi mengaku sangat kecewa dengan aksi pembongkaran dan pembakaran terhadap tenda-tenda tempat berjualan dan tempat tinggal mereka.

Dia mengaku aksi tersebut tidak manusiawi karena tidak mempertimbangkan untung rugi dari masyarakat.

"Ada barang-barang kita yang juga terbakar, banyak di sini yang barangnya terbakar habis kasihan kita tahu kita salah tapi berikan kami kesempatan untuk mengeluarkan semua barang dulu baru dibongkar," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com