MATARAM, KOMPAS.com - Masyarakat di sekitar aliran sungai Kokok Putih, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), diimbau meningkatkan kewaspadaan terkait ancaman banjir lahar dingin Gunung Rinjani.
Warga setempat juga diimbau agar tidak mengkonsumsi ikan tawar dari Sungai Kokok Putih.
Imbauan itu dikeluarkan seiring dengan meningkatnya permukaan air yang dipantau dari jembatan Sungai Kokok Putih.
Air Sungai Kokok Putih berubah warna menjadi abu-abu kehijauan. Perubahan warna air sungai ini diduga karena bercampur dengan lumpur dan belerang.
"Kepada masyarakat disekitar Sungai Kokok Putih diminta tetap waspada dengan adanya perubahan yang terjadi di Sungai Kokok Putih dan dilarang mengkonsumsi ikan tawar yang berasal dari sungai karena dikhawatirkan mengandung racun berbahaya," kata Kepala BPBD NTB Azhar, Selasa (10/11/2015).
Berdasarkan pemantauan BPBD, pergerakan Gunung Barujari hingga Selasa malam, masih terus berlangsung.
Sementara letusan terjadi terus-menerus dengan ketinggian asap dari puncak Gunung Barujari mencapai 2.300 meter hingga 4.650 meter dari permukaan laut.
Lahar yang dikeluarkan dari perut Gunung Barujari yang masuk ke kaldera Gunung Rinjani pada 2-9 November 2015 mencapai 3 juta meter kubik,
Sementara daya tampung kaldera Gunung Rinjani adalah 1.375.000.000 meter kubik.
Material pijar masih menyambur di sekitar lereng Gunung Barujari dengan radius 700 m. Permukaan air di dalam kaldera terus meningkat akibat bertambahnya sedimen.
Hal ini menyebabkan permukaan air di Sungai Kokok Putih pun ikut meningkat. (K98-14)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.