Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Limbah Pabrik Cemari Sungai Jatijajar, Pemkab Semarang Gelar Kajian Lapangan

Kompas.com - 02/11/2015, 18:37 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

UNGARAN, KOMPAS.com - Pencemaran Sungai Jatijajar di Bergas, Kabupaten Semarang akibat limbah sejumlah perusahaan mendapat respon pemerintah.

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Semarang berjanji segera menurunkan tim untuk melakukan kajian lapangan.

Kepala BLH Kabupaten Semarang, Nurhadi mengatakan, keluhan warga Desa Jatijajar dan pengaduan dari Organisasi Pelestari Sungai Indonesia (OPSI) Kabupaten Semarang telah masuk ke meja kerjanya.

Bahkan pihaknya juga telah melakukan mediasi antara perwakilan warga, OPSI serta pihak manajemen sejumlah perusahaan yang berada di sekitar sungai tersebut.

Kajian lapangan ini, katanya, menjadi upaya jangka pendek yang akan dilakukan untuk menangani persoalan dugaan pencemaran di Sungai Jatijajar.

"Dibutuhkan kajian serta pengujian guna mengungkap indikasi pencemaran yang diduga telah mengakibatkan menururnnya kualitas air Sungai Jatijajar," kata Nurhadi di Ungaran, Senin (2/10/2015).  

Nurhadi menegaskan, terkait standar baku mutu air limbah sejumlah industri, secara rutin diuji laboratorium independen.  

Demikian pula laporan berkala pengelolaan limbah cair hasilnya juga mampu memenuhi standar mutu air limbah yang disyaratkan.

Di luar upaya tersebut, masing- masing perusahaan juga berkewajiban melakukan pengamatan terhadap proses dan kinerja instalasi pengolahan air limbah (Ipal) milik mereka.

Jika kemudian air Sungai Jatijajar berwarna keruh kehitaman, sebenarnya belum dapat dikatakan kualitasnya jelek atau dapat dilatakan tercemar.  

"Sebab dalam Perda Pemprov Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Baku Mutu Air Limbah, persoalan warna memang belum bukan menjadi parameternya," tambah Nurhadi.

Ada baiknya, menurut Nurhadi, dilakukan kajian lebih mendalam terhadap dugaan pencemaran Sungai Jatijajar.

Sebab limbah yang dibuang ke sungai ini oleh perusahan-perusahaan di sekitarnya telah memenuhi baku mutu air limbah yang disyaratkan pemerintah.

Nurhadi melanjutkan, karakter masing-masing limbah yang dihasilkan tiap-tiap perusahaan berbeda.

Misalnya limbah industri garmen berbeda dengan limbah restoran dan pengolahan susu.

Meski semua limbah cair yang dihasilkan perusahaan sudah baik, boleh jadi akumulasinya menjadi persoalan ketika menyatu di badan Sungai Jatijajar.

"Karena spek masing- masing limbah berbeda. Inilah yang penting mendapatkan perhatian dan perlu dilakukan kajian," dia menegaskan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com