Kegiatan itu berlangsung dari Rabu (28/10/2015) sore hingga malam hari di perempatan lampu merah Jalan Yos Sudarso, Palangkaraya.
Salah satu rangkaian penggalangan dana tersebut menampilkan pembacaan puisi. Syair demi syair yang dilantunkan begitu menyentuh hati.
Ini bunyi puisi yang berjudul "Suara Kalteng":
Penderitaan yang telah kami rasakan
Rasa sakit yang terus menerus datang
Saat kami mulai lelah dengan keadaan
Namun tak ada satupun uluran tangan
Di manakah mereka sekarang ini?
Apakah kalian mendengar suara-suara kami
Rintihan yang menyedihkan ini
Mungkinkah suara kami terlalu pelan
Kami telah lelah dengan semua ini
Kaki ini tak dapat lagi melangkah
Mulut ini tak dapat lagi berucap
Nafas ini pun mulai melemah
Mana kesejahteraan yang kalian janjikan
Mana perlindungan yang kalian berikan
Mana kesehatan yang kalian utamakan
Di mana semua yang telah kalian janjikan
Kami tidak butuh janji yang kami butuh bukti
Kami tidak butuh simpati yang kami butuh bukti
Katakan bila kalian tak sanggup membantu
Katakan bila kalian lelah dan menyerah dengan kami
Telah puaskah mendapatkan hasil dari kami
Telah puaskah kalian memanfaatkan kami
Kami tak lagi dianggap
Kami hanya pekerja penghasil uang
Kami tak lagi dibutuhkan dan dibuang begitu saja
Apakah status kami di sini
Apakah kami masih bagian dari kalian
Masihkah kami dianggap di sini
Masihkah kami dianggap bagian dari Indonesia?
Puisi tersebut dibacakan oleh Nurul Elva Sufika, mahasiswi Universitas Palangkaraya yang berasal dari daerah Seruyan.
GAAS merupakan gerakan yang anggotanya terdiri atas sejumlah lembaga swadaya masyarakat dan organisasi mahasiswa yang ada di Kalimantan Tengah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.