Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"26 Jam Menembus Kabut Asap di Jalur Trans Kalimantan"

Kompas.com - 27/10/2015, 10:54 WIB
Kontributor Pontianak, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis

Menunggu Pasokan BBM
Pejalanan dari perbatasan menuju Nanga Bulik ditempuh sekitar tiga jam. Perkebunan kelapa sawit menjadi pemandangan sepanjang perjalanan.

Kabut asap pun menyelimuti sepanjang perjalanan. Nyaris tidak ada jeda. Indikator digital bahan bakar kendaraan hanya tersisa satu balok saat tiba di Nanga Bulik.

Tiba di sebuah stasiun pengisian bahan bakar (SPBU), terlihat antrian kendaraan terparkir hingga keluar pagar. Rupanya kendaraan tersebut sengaja diparkir sambil menunggu mobil tangki pengangkut BBM.

Kami memutuskan keluar dari antrian dan mencari rumah makan terdekat. Sekitar pukul 10.15 kami beristirahat di sebuah rumah makan, sambil menungu pasokan BBM tiba.

"Biasanya jam 11 siang baru datang mobil tangki nya. BBM dikirim dari Pangkalan Bun, selalu ada setiap hari, dan selalu habis dengan cepat," ujar pemilik warung tempat kami berhenti.

Benar saja, sekitar pukul 11.20 kami kembali ke SPBU. Antrean semakin panjang. Sebuah mobil tangki terlihat baru saja melakukan aktivitas bongkar muat bahan bakar.

Beruntung, 15 menit kemudian kami mendapat giliran untuk mengisi bahan bakar. Perjalanan pun kembali dilanjutkan menuju arah kota Sampit.

Asap dan aroma terbakar
Sepanjang perjalanan asap menyelimuti. Mulai dari asap tipis, hingga pekat. Pukul 16.30 kami kembali berhenti dipinggir jalan, sekitar 40 kilometer sebelum memasuki Kota Sampit.

Perbekalan pun kembali dikeluarkan untuk ke tiga kalinya. Kondisi asap saat kami berhenti semakin pekat. Jarak pandang hanya berkisar 70-100 meter.

Terlihat semua kendaraan yang melintas menyalankan lampu untuk menghindari kecelakaan.

Pukul 17.00 kami melanjutkan perjalanan. Hari mulai gelap saat kami memasuki kota Sampit. Kabut asap terasa pekat menyelimuti kota itu.

Tak lebih dari 15 menit berhenti di bundaran Kota Sampit, perjalanan kembali dilanjutkan. Mobil bergerak perlanahan. Kondisi lalu lintas lumayan padat.

Sesekali kendaraan harus mengikuti konvoi iringan kendaraan besar seperti truk pengangkut buah sawit dan tangki pengangkut CPO.

Hujan Deras di Palangkaraya
Tepat pukul 22.00, kami tiba di Kota Palangkaraya. Di luar dugaan, hujan deras menyambut kedatangan kami di Bumi Tambun Bungai tersebut.

Sebelumnya, sekitar pukul 19.30, hujan juga sempat turun. Namun tak berlangsung lama. Hujan kemudian turun lagi saat kami tiba.

Sekitar 10 menit, hujan mulai reda. Selang waktu satu jam kemudian, hujan deras kembali mengguyur, bahkan hingga pukul 24.00.

Perjalanan selama selama 26 jam dari Pontianak menuju Palangkaraya berjalan dengan lancar.

Secara umum, waktu tempuh bisa lebih cepat tanpa berhenti. Kondisi jalan juga sangat baik. Aspal hitam terlihat di sepanjang perjalanan. Hanya sesekali menemukan jalan yang bergelombang dan sedang dalam perbaikan.

Selebihnya, jalan Trans Kalimantan mulus. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com