SALATIGA, KOMPAS.com — Wali Kota Salatiga Yulianto menolak meminta maaf terkait pemberedelan majalah Lentera.
Yulianto menilai, desakan itu tidak berdasar lantaran Pemkot Salatiga tidak turut campur dalam polemik tersebut.
"Kita tidak ngapa-ngapain, kenapa saya disuruh minta maaf?" kata Yulianto saat ditemui di rumah dinas wali kota, Jalan Diponegoro, Salatiga.
Menurut Yulianto, penarikan majalah Lentera merupakan inisiatif pihak kampus tanpa intimidasi pihak mana pun.
Bahkan, dia mendengar sendiri permintaan maaf dari Rektor UKSW John A Titaley atas kegaduhan yang ditimbulkan majalah Lentera edisi 3 tahun 2015 tersebut.
Dia juga menilai langkah kepolisian meminta klarifikasi dari pihak kampus UKSW sudah benar guna menghindari reaksi atau dampak yang tidak diinginkan.
"Yang terjadi waktu itu kami dari Pemkot, Kodim, dan kepolisian menyampaikan ingin bertemu dengan Rektor UKSW membahas majalah Lentera. Kebetulan rektor mengabari waktu itu sedang memanggil redaksi. Kemudian, kita sepakat bertemu di Mapolres. Dalam pertemuan itu, rektor menyampaikan permintaan maaf dan sepakat menarik sendiri," ujar Yulianto.
Sebelumya, Ketua Presidium Forum Alumni Aktivis Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI), Agung Sedayu, meminta semua pihak yang terlibat dalam pemberedelan Lentera meminta maaf.
Beberapa pihak yang disebut Agung terlibat dalam pemberedelan Lentera salah satunya adalah Pemkot Salatiga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.