Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap Masih Pekat, 503 Ribu Jiwa Terserang ISPA

Kompas.com - 24/10/2015, 19:50 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebaran asap akibat kebakaran hutan dan lahan berdampak besar pada kondisi kesehatan masyarakat yang terdampak kabut asap.

Dalam periode 1 Juli hingga 23 Oktober 2015, jumlah penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) mencapai lebih 503.000 orang di enam provinsi terdampak asap.

Jumlah penderita di masing-masing provinsi adalah  80.263 jiwa di Riau, 129.229 jiwa di Jambi, 101.333 jiwa di Sumatera Selatan, 43.477 jiwa di Kalimantan Barat, 52.142 jiwa di Kalimantan Tengah dan 97.430 jiwa di Kalimantan Selatan.

"Kemungkinan jumlah penderita yang sebenarnya lebih daripada itu, karena sebagian masyarakat sakit tidak berobat ke puskesmas atau rumah sakit. Mereka berobat mandiri sehingga tidak tercatat," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan persnya, Sabtu (23/10/2015).

Sementara itu, lebih dari 43 juta jiwa penduduk terpapar oleh asap. Data ini hanya dihitung di Sumatera dan Kalimantan dan dianalisis dari peta sebaran asap dengan peta jumlah penduduk.

Sutopo menjelaskan, dampak asap akibat bencana kebakaran hutan dan lahan juga menyebabkan 10 orang meninggal dunia, baik dampak langsung maupun tidak langsung.

"Dampak langsung adalah korban yang meninggal saat memadamkan api lalu ikut terbakar, sedangkan tidak langsung adalah korban yang sakit akibat asap, atau sebelumnya sudah punya riwayat sakit lalu adanya asap memperparah sakitnya," kata Sutopo.

Sebaran asap di Sumatera dan Kalimantan hingga saat ini masih meluas. Bahkan, asap telah menyebabkan kualitas udara di Filipina, Malaysia dan Singapura menurun.

Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pantauan Satelit Himawari juga menunjukkan asap tipis-sedang menutupi Laut Jawa dan asap tipis menyelimuti sebagian Jakarta.

"Dengan skala kebakaran yang demikian luas tidak mungkin 1 hingga dua minggu ke depan akan padam. Tapi semua ikhtiar kita lakukan bersama," ujar Sutopo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com