Warga setempat terpaksa mengonsumsi umbi hutan yang oleh warga setempat disebut dengan nama Iwi.
“Ada laporan di lapangan yang menyatakan bahwa terjadi kerawanan pangan di belasan desa di Sumba Timur," kata Pejabat Bupati Sumba Timur Johanis Hawula, Kamis (22/10/2015).
Belasan desa itu tersebar di empat kecamatan. "Hal ini kita maklumi karena saat ini kondisinya seperti itu, sehingga penggarapan lahan pertanian warga tidak terlalu optimal,” kata Johanis lagi.
Meski sudah mendapat laporan tentang kerawanan pangan, Johanis belum memberikan penjelasan secara detil, desa dan kecamatan mana saja yang dimaksud.
Menurut Johanis, kerawanan pangan adalah dampak kemarau panjang, dan banyak sawah irigasi yang tidak digarap.
Saat ini, kata Johanis, pemerintah daerah sedang berusaha untuk melakukan identifikasi dan membuat peta rawan pangan dengan upaya penanganan.
Khusus untuk warga yang mengonsumsi umbi hutan sudah berlangsung tiap tahunnya. “Warga yang makan iwi atau ubi hutan, bagi masyarakat di sini sudah biasa," kata dia.
"Ubi itu harus diambil setiap tahun, karena jika tidak diambil maka akan akan busuk dan tidak akan tumbuh lagi,” sambungnya.
Johanis mengatakan, Iwi tersebut tumbuh saling dempet mirip buah salak, sehingga ketika diambil harus disisakan dua pohon, agar bisa tumbuh lagi tahun depan.
Sementara, demi mengantisipasi rawan pangan pada tahun-tahun mendatang, Pemda Sumtim akan fokus mempersiapkan lahan-lahan kering milik warga yang tidak digunakaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.