Para bobotoh melontarkan protes setelah gagal menyaksikan laga final Piala Presiden 2015 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, Minggu (18/10/2015).
Padahal, mereka telah membayar sejumlah uang untuk ikut tur tersebut.
Okta (22), salah seorang bobotoh, mengaku kecewa dengan sikap panitia yang terkesan menelantarkan para bobotoh.
"Saya beli paket tur dengan harga Rp 250.000. Itu terdiri dari Rp 150.000 tiket untuk tribun timur dan Rp 100.000 akomodasi," kata dia.
"Tapi ternyata tiket yang diberikan malah yang di tribun atas. Itu tak jadi masalah, yang penting kita bisa berangkat," kata dia lagi.
Namun, pada Minggu pagi, para bobotoh merasa kaget lagi. Bus yang dijanjikan panitia tidak datang. Pada saat itu, pihak panitia pun mendadak menghilang.
Tak ada klarifikasi yang diberikan panitia kepada para bobotoh.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, hingga siang ini, ratusan bobotoh masih berkumpul. Mereka meminta panitia mengembalikan uang mereka.
Sejumlah aparat kepolisian tampak berjaga di lokasi. "90 persen yang daftar di sini gagal berangkat. Saya jengkel, tapi mau gimana lagi," kata Okta lagi.
Seorang bobotoh lain, Roni Ramdani (23), menambahkan, pihak panitia sudah memberikan klarifikasi bahwa akan ada pengembalian uang.
Namun, itu hanya berlaku untuk uang akomodasi. "Karena kan tiketnya sudah dibeli. Panitia bilang sedang berusaha bernegosiasi dengan promotor turnamen agar uang tiket bisa dikembalikan," kata dia.
"Sebetulnya ini bukan soal uang, tapi kita kehilangan momentum, itu yang tak bisa dibayar," kata Roni lagi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.