Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alas Kaki Wisatawan Sebabkan Batu Candi Borobudur Cepat Aus

Kompas.com - 14/10/2015, 11:53 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com - Setelah mewajibkan pemakaian sarung, Balai Konservasi Borobudur (BKB) juga berencana akan memberlakukan pemakaian sandal bagi pengunjung Candi Borobudur. Sandal ini dirancang khusus agar batu-batu candi Buddha itu tidak cepat aus.

Sebagai tahap awal, BKB telah menggelar sayembara desain sandal untuk masyarakat dan telah ditetapkan pemenangnya, pada Sabtu (10/10/2015) lalu. Kepala BKB Marsis Sutopo menjelaskan struktur utama Candi Borobudur merupakan batu-batu andesit yang cukup kuat. Namun, seiring waktu, batu andesit akan mengalami keausan. Faktor penyebabnya beragam, salah satunya karena pijakan kaki jutaan pengunjung cagar budaya dunia itu.

“Setelah melalui berbagai kajian, ternyata jejak-jejak kaki pengunjung berdampak pada kerusakan batu candi, terutama pada tangga candi,“ papar Marsis, Rabu (14/10/2015).

Marsis berharap, penggunaan sandal khusus tersebut bisa mengurangi tingkat keausan batu candi. Hanya saja pihaknya belum dapat memastikan kapan penggunaan sandal itu akan diberlakukan. Hingga kini pihaknya masih terus melakukan kajian.

Bramantara, salah satu anggota tim Kajian Keausan Candi Borobudur, menyebutkan setiap tahun keausan batu Candi Borobudur terus meningkat. Tercatat sejak tahun 1984 - 2007 batu di sisi timur dan utara Candi telah mengalami keausan bidang mencapai 2,2 sentimeter. Sisi timur dan utara merupakan akses naik wisatawan menuju puncak stupa candi peninggalan wangsa Syailendara itu.

“Keausan bidang batu candi sampai sekitar 1,8 sentimeter setiap dikunjungi 50 juta pengunjung. Ini jika dihitung rata-rata wisatawan memiliki bobot 60 kilogram,“ kata Bramantara.

Menurutnya, alas kaki yang dipakai wisawatan kerap membawa pasir, kerikil dan kotoran. Gesekan antara material tersebut dengan permukaan batu secara langsung dapat menambah laju kausan batu candi. Untuk itu pihaknya merekomendasikan wisatawan untuk memakai alas kaki yang terbuat dari bahan lembut, seperti kain atau karet lembut.

“Kami sudah melakukan kajian dari tahun 2002 - 2014. Tahun ini juga masih dikaji,“ ujar Bramantara.

Selain aus, tingkat kekesatan permukaan batu juga sudah mendekati kritis di sisi Timur. Untuk nilainya sudah mencapai 34 British Pendulum Resistance (BPR). Sementara, kelicinan batu akan terjadi jika angkanya mencapai 33 BPR.

“Untuk batu lantai candi sekarang sudah mencapai 48-50 BPR. Sementara batu baru tingkat kekesatannya 67-70 BPR. Jika di bawah 33 BPR akan lincin sehingga mudah menyebabkan wisatawan tergelincir,” ulasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com