Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Gali Pasir Kering di Sungai untuk Dapatkan Seember Air

Kompas.com - 14/10/2015, 10:19 WIB
Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com — Kekeringan yang terus melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) membuat masyarakat semakin kesulitan untuk mendapatkan air. Untuk memenuhi kebutuhan setiap hari, warga di Desa Bokong, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang, terpaksa harus menggali pasir di sungai yang telah kering untuk mendapatkan air bersih.

Dua orang warga Desa Bokong, Agustina Bones dan Tabitha, Rabu (14/10/2015), tampak menggali pasir di sebuah sungai kecil yang telah mengering. Sungai itu menjadi tumpuan warga sekitar sebagai sumber mata air baru. Jaraknya dua kilometer dari permukiman warga. Bermodalkan sekop, warga beramai-ramai menggali pasir sungai itu. Agustina dan Tabitha menggali sedalam lebih dari 1,5 meter untuk mendapatkan satu ember air.

"Air di tempat kami ini memang susah. Kondisi ini sudah berlangsung bulan Juni. Memang sih pernah terjadi hujan, tetapi untuk sumber air di sini tidak ada. Kita gali keliling sungai kering ini, tetapi tidak dapat. Kami tetap bersyukur karena bisa mendapatkan sedikit air ini," kata Agustina.

Ia mengatakan, warga terus berupaya mencari cara mendapatkan air sejak air menjadi barang langka di desa mereka. Mereka secara swadaya menggali hampir sebagian sungai untuk mencari air walaupun yang didapat hanya satu ember.

Menurut Tabitha, debit air yang sedikit serta jauhnya perjalanan membuat dirinya hanya mampu menampung dua jeriken air dalam sehari. "Tiap orang (warga) hanya dapat satu ember yang akan kita pakai untuk minum, mandi, dan mencuci," katanya.

Warga setempat pernah mengumpulkan uang sebesar Rp 250.000 untuk membuat sumur bor. Namun, karena kering, sumur itu sudah tak lagi berfungsi. Karena itu, warga berharap pemerintah setempat bisa segera membantu mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com