Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mesin Pencetak Sandal Berlafaz "Allah" Diimpor dari China

Kompas.com - 13/10/2015, 19:39 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com — PT Pradipta Perkasa Makmur, perusahaan produsen alas kaki berlafaz "Allah", menegaskan, tidak ada unsur kesengajaan atas peredaran produk yang mengundang kontroversi tersebut karena mesin pencetak sandal didatangkan dari China.

Nanang, seorang karyawan bagian desain produk sepatu perusahaan tersebut, mengaku kaget jika di bagian bawah alas kaki itu terdapat motif tulisan mirip huruf Allah dengan lafaz huruf Arab.

"Kami tidak tahu jika di bagian bawah sandal, motifnya mirip lafaz Allah. Master cetakan sandal diimpor dari China," katanya seusai pemusnahan sandal di kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PWNU Jatim), Selasa (13/10/2015).

Bahkan bagian pengontrol kualitas produk di perusahaan juga tidak mengetahui bahwa terdapat lafaz yang menjadi simbol suci umat Islam di bagian bawah sandal itu. "Pihak perusahaan meminta maaf dengan tulus kepada umat Islam. Ini bukan disengaja, tetapi karena ketidaktahuan pihak perusahaan," kata Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil A'alallah.

Pihak perusahaan menarik semua produk sandal yang di pasaran dihargai Rp 10.000 per pasang itu. Sementara itu, sisa produk yang belum dipasarka, dimusnahkan dengan cara dibakar. Sejak September 2014, sandal bermerek Glacio seri G-2079 itu sudah beredar dengan jumlah lebih dari 100.000 pasang di berbagai daerah di Indonesia. 

Mutawakkil juga mengimbau umat Islam yang sudah telanjur membeli untuk tidak memakai sandal tersebut. "Lebih baik ditukarkan. Oleh perusahaan akan diganti dengan desain baru," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com